Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Top 3 Tekno Berita Kemarin: Data Pasien Bocor, Kata Kepala BRIN dan RSHS Bandung

Top 3 Tekno Berita Kemarin, Jumat 7 Januari 2021, dimulai dari artikel tentang jutaan data pasien rumah sakit di Indonesia dijual di forum gelap.

8 Januari 2022 | 06.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tenaga kesehatan mendata pasien positif COVID-19 yang baru tiba di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC), Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Rabu, 5 Mei 2021. ANTARA/M Risyal Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin, Jumat 7 Januari 2021, dimulai dari artikel tentang jutaan data pasien rumah sakit di Indonesia dijual di forum gelap. Peretas mengklaim data berasal dari server terpusat Kementerian Kesehatan Indonesia pada 28 Desember 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lalu, artikel berisi penjelasan Kepala BRIN perihal ramai diperbincangkan pemecatan yang dilakukannya terhadap para tenaga honorer di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan para anak buah kapal riset Baruna Jaya. Tenaga honorer dan ABK yang bukan ASN itu tertendang karena proses integrasi lembaga-lembaga riset seperti Eijkman dan BPPT ke dalam BRIN.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terpopuler ketiga adalah berita terkini jumlah pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin atau RSHS Bandung. Bersama keterangan yang diberikannya, RSHS Bandung menyatakan akan merawat setiap kasus infeksi Covid-19 varian Omicron, meskipun gejalanya ringan atau bahkan tanpa gejala.

Berikut Top 3 Tekno Berita Kemarin, Jumat 7 Januari 2021, selengkapnya.

1. Jutaan Data Pasien RS di Indonesia Dijual di Forum Gelap

Jutaan data pasien dari berbagai rumah sakit diduga bocor dan dijual di forum gelap. Peretas mengklaim data berasal dari "server terpusat Kementerian Kesehatan Indonesia" pada 28 Desember 2021.

Berdasarkan tautan yang beredar, dokumen sebesar 720 GB berisi informasi medis pasien dari berbagai rumah sakit. Pengunggah di forum tersebut melampirkan sampel 6 juta data berisi, antara lain, nama lengkap pasien, rumah sakit, foto pasien, hasil tes Covid-19 dan hasil pindai X-Ray.

Selain yang disebutkan, data yang bocor juga berisi keluhan pasien, surat rujukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan), laporan radiologi, hasil tes laboratorium dan surat persetujuan menjalani isolasi untuk Covid-19.

2. Kata Kepala BRIN Soal Pemecatan Tenaga Honorer Eijkman dan ABK Baruna Jaya

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, menegaskan tidak ada pemecatan terhadap sejumlah tenaga honorer di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman pascakelahiran BRIN. “Isu tersebut tidak benar. Kondisi sebenarnya adalah, kontrak mereka telah berakhir di bulan Desember 2021,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis 6 Januari 2022.

Eks Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu menerangkan, sesuai ketentuan yang ada saat ini lembaga pemerintah sudah tidak diperbolehkan merekrut personel sebagai individu, selain dengan skema PNS dan PPPK dengan batas hingga 2023. Tetapi di lain sisi, sesuai regulasi, honorer hanya bisa dikontrak selama satu tahun anggaran.

Praktik yang biasa dilakukan adalah, Handoko menuturkan, mereka akan diberhentikan di setiap akhir tahun untuk kemudian kembali dikontrak di awal tahun. Bedanya ke depan, kontrak ulang di awal tahun tak akan terjadi lagi.

3. RSHS Bandung: Pasien Omicron Harus Dirawat meski tanpa Gejala

Jumlah pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin atau RSHS Bandung sejauh ini dinilai stabil sejak November 2021. “Rata-rata belasan pasien termasuk yang suspek, yang positif di bawah 10 orang, per bulan,” kata Direktur Medis dan Keperawatan RSHS Bandung Yana Akhmad, Kamis, 6 Januari 2022. 

Menurut Yana, RSHS Bandung kini masih menyiapkan 155 ranjang bagi pasien Covid-19. Saat ini ada tiga pasien yang dirawat di ruang intensif, sedangkan tiga lainnya di ruang isolasi biasa. Adapun sebanyak 28 orang lainnya berstatus masih diduga Covid-19. “Di RSHS sampai saat ini belum ada kasus varian Omicron,” ujarnya.

Jika ada temuan kasusnya, kata Yana, pasien harus menjalani perawatan di rumah sakit meskipun gejalanya ringan atau bahkan tanpa gejala. Aturan pemerintah itu menurutnya agak berbeda dibandingkan ketika merebak varian Delta. Sebelumnya, orang tanpa gejala boleh melakukan isolasi mandiri di luar rumah sakit.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus