Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum meninggalkan Gedung Putih pada Rabu, 20 Januari 2021, Presiden Donald Trump meluangkan waktu untuk menyerang produsen peralatan telepon dan jaringan Cina Huawei untuk terakhir kalinya.
Baca:
Trump Embargo Semikonduktor dari Cina Bikin Industri Mobil Puyeng
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Mei 2019, Trump mengutip masalah keamanan atas keputusannya untuk memasukkan Huawei ke Daftar Entitas. Langkah ini mencegah perusahaan itu mengakses pemasok AS tanpa izin dari Departemen Perdagangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun langkah ini mengakibatkan hilangnya Google sebagai pemasok, Huawei tetap bertahan. Untuk waktu yang singkat, Huawei menjadi produsen ponsel teratas di planet ini dalam hal pengiriman.
Tepat satu tahun setelah ditempatkan di Daftar Entitas, Huawei menerima pukulan besar lainnya dari pemerintahan Trump. Mulai September lalu, setiap chip manufaktur yang menggunakan teknologi bersumber dari Amerika memerlukan lisensi dari AS untuk dikirimkan ke Huawei. Ini menargetkan manufaktur chip terbesar di dunia, TSMC.
AS juga menelusuri sekutunya selama beberapa tahun terakhir dalam upaya untuk mencegah mereka menggunakan peralatan jaringan Huawei di jaringan 5G mereka.
Anggota parlemen Amerika menyebut Huawei sebagai risiko keamanan nasional karena dugaan hubungan perusahaan dengan pemerintah Komunis Cina. Kekhawatiran bahwa ponsel dan stasiun Huawei digunakan untuk memata-matai konsumen dan perusahaan AS tidak pernah terbukti. AS juga melarang operator pedesaan menggunakan Dana Layanan Universal (dikelola oleh FCC) untuk membeli perlengkapan jaringan dari Huawei dan memaksa perusahaan-perusahaan ini untuk mencabut peralatan Huawei yang digunakan di jaringan mereka.
Menurut Reuters, pada hari-hari terakhir pemerintahan Trump, lisensi yang memungkinkan perusahaan AS untuk menjual ke pabrikan Cina itu sedang dicabut dan permohonan dari pemasok AS untuk mendapatkan lisensi tersebut ditolak.
Reuters telah melihat email yang dikirim dari Semiconductor Industry Association (SIA) yang mendokumentasikan tindakan terbaru Departemen Perdagangan itu. Dalam email tersebut, SIA mencatat bahwa Departemen Perdagangan telah merilis "maksud untuk menolak sejumlah besar permintaan lisensi untuk ekspor ke Huawei dan pencabutan setidaknya satu lisensi yang dikeluarkan sebelumnya."
Email SIA menyatakan bahwa berbagai produk termasuk dalam tindakan terbaru itu dan banyak perusahaan AS telah menunggu berbulan-bulan untuk melihat apakah mereka akan diizinkan untuk menjual ke Huawei. Lebih dari 150 permintaan lisensi sedang menunggu senilai US$ 120 miliar.
Baru minggu lalu, pemerintahan Trump memasukkan pabrikan ponsel Cina Xiaomi ke dalam daftar hitam dengan menuntut investor AS melepaskan diri dari investasi apa pun yang dilakukan di perusahaan pada 11 November 2021.
Sumber: PHONE ARENA