Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan kerja sama energi antara Indonesia dan India menjadi langkah strategis untuk mendukung target swasembada energi nasional. Pernyataan ini disampaikan setelah mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto dalam kunjungan kenegaraan ke New Delhi, India, Jumat, 25 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Prabowo dalam pertemuan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, memberikan arahan untuk menjadikan energi sebagai salah satu fokus utama kerja sama bilateral. "Kementerian ESDM mendukung penuh arahan Presiden untuk mempercepat pencapaian swasembada energi. Salah satunya melalui kolaborasi strategis dengan India di sektor energi bersih dan terbarukan," ujar Bahlil dalam keterangan tertulis Minggu, 26 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kerja sama ini, kata Bahlil, menekankan fokus pada investasi di energi bersih, seperti geothermal dan solar, serta pengembangan biofuel berkelanjutan, termasuk bioetanol dan bioavtur. "India memiliki potensi besar untuk mendukung pengembangan biofuel dan energi terbarukan di Indonesia. Dengan adanya kolaborasi di bidang ini, kedua negara dapat berkontribusi pada target global terkait keberlanjutan dan dekarbonisasi," ujarnya.
Sebagai catatan, Indonesia dan India memiliki jejak dalam kerja sama di sektor energi. Salah satu bentuk kerja sama tersebut adalah investasi dari perusahaan India, Bharat PetroResources Limited (BPRL), yang menjadi salah satu pemegang participating interest (PI) di Wilayah Kerja (WK) Nunukan, Kalimantan.
Bersama mitra lainnya, BPRL telah mengalokasikan dana sebesar US$ 80 juta sejak 2016 untuk pengembangan Lapangan Badik dan West Badik. Namun, hingga saat ini, produksi komersial belum dapat dimulai karena kendala teknis dan keekonomian. Pemerintah memberikan perpanjangan waktu hingga 2026 untuk menyelesaikan proyek ini, dengan syarat pengelolaan tetap dilakukan oleh kontraktor yang sama.
Di sektor energi terbarukan, perusahaan India Fourth Partner Energy bekerja sama dengan Indika Energy membentuk PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS). EMITS merencanakan investasi sebesar US$ 500 juta hingga 2025 untuk proyek-proyek tenaga surya, penyimpanan energi, dan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik di Indonesia.
Beberapa proyek yang telah terealisasi meliputi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap dengan kapasitas 7 MWp di Tuban, PLTS hybrid untuk program de-dieselisasi PLN di wilayah timur Indonesia, serta PLTS di Pulau Mangole, Maluku, dengan nilai investasi mencapai US$ 12 juta.
Kementerian ESDM berharap kerja sama ini tidak hanya memperkuat ketahanan energi nasional tetapi juga menjadi katalis bagi transisi energi bersih global. "Kita ingin memastikan hubungan Indonesia dan India di sektor energi terus tumbuh dan saling menguntungkan," ucapnya.
Pilihan Editor: Rencana Pramono-Rano: Potong Uang Makan ASN Rp700 M, Sekolah Swasta Gratis dan Apartemen Mix-Used