Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kesepatakan pelepasan atau divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk ke holding BUMN pertambangan MIND ID akan dilakukan pada Senin pekan depan. Dengan tambahan 14 persen saham, apakah MIND ID akan memiliki kendali penuh di perusahaan tambang ini?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pakar marketing sekaligus Managing Partner Inventure, Yuswohady, mengatakan shareholder harus memiliki saham lebih dari 50 persen untuk bisa sepenuhnya menentukan arah perusahaan. Sedangkan MIND ID akan memiliki saham sebesar 34 persen, usai proses divestasi saham selesai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Memang kita terbesar, tapi keputusan mutlak masih dua pihak," kata Yuswohady saat dihubungi Tempo pada Jumat malam, 23 Februari 2024.
Artinya, kata dia, keputusan mutlak juga akan melibatkan Vale Canada selaku pemegang saham terbesar nomor dua. Sebab, saham MIND ID belum mencapai 50 persen.
Sebagai informasi, pemegang saham terbesar Vale Indonesia saat ini adalah adalah Vale Canada Limited (VCL) dengan kepemilikan saham sebesar 43,79 persen. Kemudian pemilik terbesar berikutnya adalah publik sebesar 21,18 persen, MIND ID sebesar 20 persen, dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd (SMM) sebesar 15,03 persen.
Saham Vale Canada dan Sumitomo Metal Mining nantinya akan berkurang usai proses divestasi. Dilansir dari laman Keterbukaan Informasi, akan dilakukan divestasi pro-rata oleh VCL dan SMM atas 14 persen atau 1.391.087.420 lembar saham Vale Indonesia.
"Jadi kalau memang mau sepenuhnya mengontrol perusahaan, sampai kepada strategi dan operasional, memang harus di atas 50 persen," tutur Yuswohady.
Sedangkan Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P. Sasmita, mengatakan penguasaan MIND ID atas 34 persen saham berkode INCO ini akan berimbas pada power dalam mengambil keputusan bisnis Vale Indonesia ke depan.
"Pasalnya, MIND ID akan memiliki voting power yang lebih besar dibanding pemegang saham lainnya, yakni dalam bentuk besaran jumlah kursi komisaris di Vale," ucap Ronny pada Tempo, Jumat.
Dia meyakini, proyek hilirisasi nikel Vale Indonesia akan terus jalan meskipun MIND ID menjadi pemegang saham mayoritas, usai proses divestasi. Selain itu, dia optimistis rencana pembangunan smelter juga akan terus berlanjut.
"Apalagi, Vale sebenarnya sudah memiliki pasar tetap atau captive market di Jepang," tutur Ronny.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan kesepakatan mengenai divestasi saham Vale Indonesia kepada Indonesia lewat MIND ID akan ditandatangani pada Senin, 26 Februari 2024.
“Penandatanganan itu mudah-mudahan Senin jam 4 sore,” ujar Erick Thohir di Jakarta, Selasa, 20 Februari 2024.
Namun, dia enggan menjawab soal berapa harga saham Vale yang akan dijual ke MIND ID. Harga tersebut akan dibicarakan pada saat penandatanganan.
“Saya tidak bisa bicara terlalu jauh karena ini public company,” ujar Erick.
Penandatanganan divestasi Vale Indonesia tersebut akan disaksikan oleh Erick, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, serta Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
AMELIA RAHIMA SARI | ANTARA