Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
CYNTHIA Iskandar happy berat. Konsultan humas berusia 41 tahun itu kini leluasa bepergian dengan komputer jinjing barunya. Jerih payahnya berjubel mengantre masuk dan mengubek-ubek Festival Komputer Indonesia di Jakarta Convention Center dua pekan lalu berbuah manis. Netbook merek Byon berwarna hitam dengan layar 10 inci seharga Rp 3,7 juta bisa dibawa pulang.
Para produsen juga bungah. Laptop impor merek Advan laris-manis terjual 200-an unit selama empat hari di pameran tersebut. Laptop Vanbook A1N70T berlayar 10,2 inci yang dibundel dengan modem Internet Mobile-8 seharga Rp 3 jutaan ini paling banyak dicari konsumen. ”Di luar pameran, harga normal Rp 4,25 jutaan,” kata Direktur Pemasaran PT Intech Surya Abadi, Teddy Tjan.
Advan tidak sendirian bergerilya menjaring pelanggan. Produsen netbook merek lokal Byon menawarkan cashback bagi pembeli mulai Rp 300 ribu hingga Rp 1,3 juta. Produsen lain, Lenovo, bahkan menawarkan modem 3G dan baterai 9 sel cadangan berkapasitas tinggi bagi pelanggan bisnis dan pelanggan usaha kecil-menengah dengan kurs Rp 9.500 per dolar Amerika untuk membeli notebook.
Penyelenggara pameran, PT Dyandra Promosindo, menilai pameran itu cukup sukses karena membukukan transaksi Rp 150 miliar, lebih tinggi dibanding omzet pameran serupa tahun lalu, Rp 100 miliar. Vendor yang ikut pun bertambah 20 persen dari tahun lalu menjadi 350 perusahaan. Indikator lain: jumlah pengunjung membeludak hingga 205 ribu orang sampai akhir pekan.
Primadona pameran ini adalah netbook. Netbook yang dimensinya lebih kecil dari notebook dengan lebar layar 7-10 inci, prosesor Intel Atom, berat maksimal 1,5 kilogram, dan harga mulai Rp 4 jutaan sangat membetot perhatian konsumen. Dari pengguna awal komputer seperti anak-anak atau ibu rumah tangga, mahasiswa, hingga profesional muda yang mobilitasnya tinggi.
Netbook pertama kali dirilis oleh produsen asal Taiwan, Asus, dengan merek Eee PC akhir 2007 seharga US$ 250 per unit untuk kepentingan pendidikan di negara berkembang. Harganya sangat murah karena memakai sistem operasi Linux dan kapasitas hard disk-nya sangat minim, hanya dua gigabita. Tapi tes pasar saat itu membawa angin segar bagi industri komputer. Krisis global membuat netbook jadi pilihan baru.
Tren komputer jinjing mini pun mendunia. DisplaySearch mengumumkan penjualan netbook global selama kuartal pertama tahun ini mencapai US$ 5,9 miliar, naik lima kali lipat dibanding kuartal pertama tahun lalu. Sebaliknya, penjualan notebook melorot 19 persen dengan omzet US$ 24,4 miliar (lihat tabel).
Kondisi di dalam negeri sama saja. Analis pasar untuk riset sistem personal di International Data Corporation Indonesia, Handoko Andi, mengatakan, selama 2008, pasar netbook lokal hanya 123 ribu unit dari total pasar laptop 2,2 juta unit. Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia mencatat, selama kuartal pertama tahun ini, pasar notebook dan netbook mencapai 550 ribu unit.
Handoko memperkirakan tahun ini proporsi pasar netbook dan notebook masing-masing 22 persen dan 78 persen. Tahun lalu, proporsinya masih 10 : 90. Booming netbook, menurut dia, juga menggairahkan pasar komputer nasional pada tahun ini. Tadinya, pertumbuhan penjualan diprediksi hanya satu digit, lebih rendah dibanding 2008 yang mencapai 30 persen. Tapi kini mereka yakin tahun ini akan lebih tinggi.
Manajer Produk Asus Juliana Cen mengaku pertumbuhan netbook sangat tinggi tapi tak lantas menggerus pasar notebook karena segmennya berbeda. Meski begitu, proporsi netbook dan notebook Asus, yang tahun lalu masih 30 : 70, kini makin berimbang. Asus juga tak melupakan notebook, yang pasarnya lebih matang, dengan merilis produk baru bulan lalu: Asus U6V Bamboo Series. Tahun lalu, Asus mengapalkan 1,7 juta unit netbook.
Hewlett-Packard juga berambisi menguasai pasar, masing-masing minimal 30 persen pangsa pasar untuk notebook dan netbook. Selama kuartal pertama 2009, Manajer Pengembangan Pasar Notebook Hewlett-Packard Primawan Badri mengatakan, penjualannya tiga kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu. ”Notebook juga sudah mengeluarkan produk yang ukurannya mini tapi kekuatan dan kapasitasnya besar, yaitu ultraportable,” ujarnya.
Pemain utama pasar notebook di Indonesia, Acer, menjual 116.085 unit selama kuartal pertama tahun ini, tumbuh 30 persen dibanding periode yang sama pada 2008. ”Kami menguasai 43,2 persen pasar dalam negeri,” kata Direktur Pemasaran Acer Indonesia Daniel Rustandi.
Gurihnya pasar netbook mendorong produsen terus mengembangkan teknologinya, dari memperpanjang daya tahan baterai, merilis hard disk mini berkapasitas besar, sampai membuka peluang bagi pemain selain Intel ataupun Microsoft masuk ke bisnis ini. Apa pun inovasi itu, menurut Handoko, yang pasti persaingan bakal makin sengit di bisnis komputer jinjing ini. Dan tentu konsumen puas karena punya lebih banyak pilihan.
R.R. Ariyani
Penjualan Komputer Global (Q1, US$ Miliar)
Merek | Netbook |   | Notebook PC |   |
  | 2008 | 2009 | 2008 | 2009 |
HP | 0 | 0,7 | 6,5 | 6,6 |
Acer | 0 | 1,8 | 4,5 | 3,9 |
Dell | 0 | 0,4 | 4,7 | 3,9 |
Toshiba | 0 | 0,2 | 2,9 | 2,8 |
Lenovo | 0 | 0,2 | 2,3 | 1,9 |
Asus | 0,3 | 0,9 | 1 | 0,8 |
Lainnya | 0,6 | 1,7 | 8,3 | 4,4 |
Total | 0,9 | 5,9 | 30,2 | 24,4 |
Sumber: DisplaySearch
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo