Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penjual truk-truk Korea Selatan dan Cina mulai tancap gas. Meskipun baru menjajakan produk mereka sejak tahun lalu, penjualan Hyundai dan Foton (Cina) naik tajam. Pangsa pasar Hyundai di truk kelas gardan lima ton, misalnya, melompat dari 2,5 persen pada tahun lalu menjadi enam persen pada Maret 2008. Padahal Hyundai Korea sebagai prinsipal hanya mematok target penguasaan pangsa pasar truk 4-5 persen pada tahun ini.
Direktur Pemasaran PT Korindo Motors Poeng Wiyata Indra Lubis mengatakan Korindo sebagai distributor truk Hyundai memang akan lebih agresif. Tahun ini Hyundai berharap bisa menjual 5.500 unit atau naik lima kali lipat dibanding tahun lalu. Jumlah itu juga akan melewati kapasitas produksi pabrik Hyundai di Korindo Heavy Industry di Balaraja, Tangerang, yang baru 4.500 unit per tahun. ”Tahun depan kami pasti akan lebih repot memenuhi pesanan,” kata Poeng.
Kesibukan di fasilitas produksi Korindo memang terlihat lumayan tinggi. Deretan truk tampak berbaris rapi di pabrik yang dibangun di atas lahan 515 hektare ini. Selain itu, terlihat berderet bus untuk busway yang dipesan Transjakarta. Tingginya penjualan truk itu bahkan mendorong Hyundai masuk ke kelas di atas lima ton.
Keyakinan serupa ditunjukkan distributor Foton, PT Indobuana Autoraya. Paulus B. Suranto, Presiden Direktur Indobuana Autoraya, mengatakan, dengan harga hanya Rp 95 juta per unit, Paulus optimistis Foton akan terjual 1.200 unit pada tahun ini. Indobuana yakin, karena sampai April, penjualan truk dengan kapasitas gardan 5,1 ton pada tahun ini sudah mencapai 380 unit. ”Itu pun sebagian masih inden,” katanya. Tahun lalu truk Cina ini baru terjual 40 unit.
Penjualan truk memang meningkat tajam dalam dua tahun terakhir. Data Toyota menunjukkan, selama Januari-April 2008, penjualan truk dengan gardan dua ton mencapai 21.215 unit atau naik hampir 170 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Penjualan truk gardan lima ton menembus 6.120 unit atau melonjak 258 persen. Penguasa pasar truk ini masih Mitsubishi, dengan pangsa pasar di atas 50 persen (lihat tabel).
Kenaikan yang jauh di atas pertumbuhan penjualan mobil secara keseluruhan dua tahun terakhir adalah booming sektor perkebunan dan per-tambangan. Apalagi, kata Freddy Sutrisno, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, pemerintah bakal menerapkan zero tolerant accident pada 2009. Selain itu, izin impor truk bekas sudah dicabut sejak tahun lalu. Dua hal itu membuat pembelian truk baru meningkat tajam.
Sejauh ini, bukan cuma Hyundai dan Foton yang mampu mendongkrak penjualannya. Merek-merek lain, seperti Toyota, Isuzu, dan Hino, pun ikut menikmati legitnya pasar truk. Pangsa pasar merek-merek tersebut naik semua selama empat bulan pertama tahun ini. Yang turun justru pemimpin pasar, Mitsubishi. Sampai April lalu, pangsa pasar Mitsubishi turun menjadi 57,5 persen dibanding penguasaan pasar pada tahun lalu yang mencapai 67 persen.
Kendati demikian, Mitsubishi tak gentar menghadapi serbuan pemain baru. Malah Direktur Pemasaran PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors Rizwan Alamsjah menganggap truk-truk merek non-Jepang belum akan jadi ancaman. Menurut dia, performa layanan purnajual, mulai servis sampai penyediaan komponen di seluruh Indonesia, harus dibuktikan. ”Ini tidak gampang,” tuturnya.
Rizwan percaya, dengan kekuatan jaringan yang meliputi 150 dealer dan 3.500 toko onderdil, posisi Mitsubishi masih sulit digoyang para pesaingnya, terutama pemain baru dari Korea Selatan dan Cina. Namun Freddy punya pendapat lain. Menurut dia, produk Korea Selatan bisa menjadi pesaing serius merek-merek Jepang. Apalagi mereka sudah punya fasilitas produksi yang punya kapasitas lumayan besar.
R.R. Ariyani
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo