Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SETIAP menjelang Lebaran, Djoko Kirmanto selalu sibuk memantau jalan-jalan utama negeri ini. Seperti pada Kamis pekan lalu, Menteri Pekerjaan Umum itu datang ke Nagrek, Jawa Barat. Hadir pula Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Djoko ingin memastikan jalur alternatif sepanjang 600 meter yang membuka persimpangan Cagak itu selesai sebelum perayaan besar umat Islam tersebut. Titik pertemuan jalur Bandung, Garut, dan Tasikmalaya itu selama bertahun-tahun memang menjadi sarang kemacetan.
Tak hanya dirinya, lelaki kelahiran Boyolali, Jawa Tengah, 65 tahun lalu itu juga intens mengirim anak buahnya ke daerah-daerah, menelusuri jalan dan jembatan seluruh Indonesia. Agar pemudik makin nyaman, Departemen Pekerjaan Umum juga menyiagakan empat jenis alat berat, yakni buldoser, backhoe, grader, dan ekskavator di tempat-tempat rawan untuk mengatasi dampak gangguan alam.
Kepada Muchamad Nafi, Bunga Manggiasih, dan fotografer Mazmur Sembiring dari Tempo, lulusan Land and Water Development, IHE-Delft, Belanda itu memaparkan persiapan jalan-jalan di Jawa dan luar Jawa menjelang Lebaran dalam sebuah wawancara khusus di kantornya, Rabu pekan lalu.
Pemerintah sering disorot karena dianggap hanya memperbaiki jalan ketika mepet Lebaran. Mengapa?
Sepanjang tahun selalu ada kegiatan. Untuk urusan jalan, tidak akan ada selesainya. Yang sudah bagus pun setiap tahun selalu ada pemeliharaan rutin, seperti memotong rumput dan membersihkan selokan agar tidak banjir. Juga ada pemeliharaan berkala 3-4 tahun, seperti pelapisan aspal yang agak tebal. Kalau sudah berpuluh tahun, fondasi yang rusak ya harus diganti. Selama ada kendaraan yang lewat, jalan yang baik pun akan ada degradasi. Karena itu, Departemen Pekerjaan Umum setiap tahun mendapat anggaran sekian triliun untuk pemeliharaan. Juga untuk rehabilitasi dan pembangunan jalan baru.
Tidak ada upaya khusus menghadapi Lebaran?
Lebaran itu rutin, tidak perlu ada usaha khusus. Hanya, karena ini hajatan nasional, kita menghindari pekerjaan saat menjelang Lebaran, supaya masyarakat tidak terganggu oleh alat besar di jalan dan sebagainya.
Jadi, kalau ada orang bilang pemerintah kok kerja hanya menjelang Lebaran, saya merendahkan sekali orang yang seperti itu. Apa tidak pernah melihat sistem kenegaraan kita? Pembangunan dilakukan setiap tahun. Semua departemen mempunyai daftar isian pelaksanaan anggaran, yang dibagi pada 2 Januari. Dan setelah itu kami semua bekerja.
Berapa anggaran perbaikan dan pengembangan jalan?
Anggaran tahun ini untuk pemeliharaan, perbaikan, pelebaran, dan pembuatan jalan baru sekitar Rp 17 triliun. Pencairan dana tak ada masalah. Kalau sudah ada di daftar isian, bisa langsung dipakai. Yang jadi masalah adalah orang menerima daftar isian lalu mengadakan lelang atau tender. Biasanya memakan waktu sampai 40 hari. Lalu baru dikerjakan sebulan kemudian setelah dibayar.
Jalur mana saja yang akan dikembangkan pada 2009?
Tahun depan, Pantura masih mendapat perhatian besar, terutama dari Semarang ke timur masih perlu ditingkatkan kekuatan dan kapasitasnya. Juga lintas timur Sumatera.
Berapa kebutuhan ideal jalan kita dibandingkan dengan total kendaraan?
Ada rumusnya. Kalau Pantura itu bertambah terus, sehingga cita-cita kami paling tidak empat lajur, itu sudah menjadi jalan raya. Saat ini baru Jakarta-Semarang-Demak. Nah, untuk alternatif, kalau sangat penting diambil alih oleh departemen. Seperti di Sumatera, ada lintas timur dan lintas tengah. Ini perlu dihubungkan, biasanya kami ambil alih.
Seberapa penting persoalan Lebaran, sampai-sampai Presiden mengumpulkan para menteri membahas hal ini?
Karena tahun baru, Lebaran, dan Natal menjadi hajatan nasional. Pemerintah ingin masyarakat bisa bersenang-senang. Maka diharapkan semua menteri melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya.
Presiden menanyakan apa saja?
Semua menteri ditanya satu per satu. Misalkan Menteri Perdagangan diminta menjelaskan jaminan ketersediaan bahan pokok makanan. Menteri Perhubungan ditanya soal layanan transportasi. Dan saya soal jalan. Kemarin diabsen semua.
Bagaimana kondisi jalan tahun ini, lebih baik dibanding tahun lalu?
Saya berharap kondisi 2008 lebih baik daripada tahun lalu. Lebaran tahun lalu relatif tak ada masalah, lancar. Namun bukan berarti kita terus diam. Karena jumlah kendaraan naik terus, jalan harus ditambah kapasitasnya. Seperti jalur Tegal-Pemalangan-Pekalongan yang masih sempit, kita lebarkan. Di Sumatera, jalan yang cuma 4,5 meter kita perlebar menjadi 6-7 meter. Di lintas selatan Kalimantan Pontianak-Palangkaraya-Banjarmasin ternyata ada yang masih jalan tanah. Tahun ini kita lebarkan dan diaspal. Selesainya akhir 2009.
Di beberapa tempat, kelihatannya titik-titik tertentu saja yang diperbaiki?
Titik-titik perbaikan setiap tahun berbeda. Namun, yang selesai pada 2007 bukan tidak disentuh, cuma pemeliharaan rutin. Misalnya ini sudah bagus, empat jalur sekian meter, tahun depan harus diperbaiki.
Semua jalan sebelum Lebaran sudah bisa berfungsi?
Bisa. Karena itu, proyek dihentikan H-7 agar alat-alat berat tidak mengganggu pengguna jalan. Pada saat itu, jalan harus sudah bersih, tidak boleh ditinggalkan dalam under developer, minimum bisa dilewati.
Semua yang bertanggung jawab Departemen Pekerjaan Umum?
Ini yang perlu saya jelaskan. Jalan nasional yang bertanggung jawab Menteri Pekerjaan Umum. Sedangkan jalan alternatif seperti jalan provinsi, yang bertanggung jawab gubernur, dan jalan kabupaten ya bupati. Tapi kami tidak menutup mata kalau ada jalan kabupaten yang rusak tapi dananya sudah tidak ada lagi.
Sebagian masyarakat tahunya semua jalan adalah urusan Departemen Pekerjaan Umum.
Makanya kami tidak pernah sakit hati kalau dikatakan jalannya jelek karena masyarakat tidak tahu bagaimana persisnya pengaturan soal jalan. Karena itu, kita sedang membuat patok-patok jalan, diberi warna untuk menunjukkan mana yang jalan nasional, mana yang provinsi. Mungkin tahun depan dilaksanakan. Kan panjang sekali jalan nasional itu, sekitar 34 ribu kilometer.
Bagaimana dengan jalan tol, siapa yang bertanggung jawab? Seperti Tangerang-Serang.
Kalau jalan tol, yang bertanggung jawab operator. (Bila tidak beres) kami memarahi terus. Kalau tidak segera memperbaiki, kami cabut fungsinya sebagai operator. Ya, seperti Tangerang-Serang itu kan sering ada perbaikan, paling banyak yang rusak, saya juga jengkel. Dilaporin begini, besok saya akan lewat jalur Serang.
Mengapa bisa terjadi?
Dulu, jalan itu tak terpelihara karena hak-haknya tidak dipenuhi oleh pemerintah, antara lain soal kenaikan tarif. Sekarang ada undang-undangnya, dua tahun sekali tarif tol harus naik meskipun diprotes banyak orang. Dulu, kalau akan naik tarif harus izin presiden, izin DPR, prosesnya sangat lama. Akhirnya investor yang menderita. Nah, sekarang tidak, sehingga kami bisa lebih tegas. Anggaran perbaikannya di luar APBN.
Jalur mana saja yang dianggap berbahaya?
Kami sudah mengetahui di mana saja titik-titik rawan banjir dan longsor. Salah satu solusinya, kami memperbaiki saluran pembuangan air di daerah itu, sebagian diperlebar, dikasih tanggul. Sekarang banyak jalan yang selokan sampingnya tertutup.
Bagaimana mengatasi pasar tumpah atau dadakan yang mengambil ruas jalan?
Sudah ada kesepakatan bahwa itu urusan pemerintah daerah. Dibantu polisi, mereka harus menertibkan pasar tumpah. Jalan kita harganya mahal, pada saat digunakan untuk Lebaran, pasarnya di tengah jalan. Juga banyak sekali orang minta sumbangan, bangku-bangku melintang di tengah jalan. Itu juga mengganggu, itu juga harus ditertibkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo