Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan produsen sepatu di Serang, Banten, PT Nikomas Gemilang dikabarkan meminta 1.600 pekerjanya untuk mengundurkan diri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anggota Dewan Pembina Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Anton Supit buka suara dan membenarkan kabar tersebut.
Sementara itu, Humas PT Nikomas Gemilang Danang Widi , menyebut permintaan supaya karyawan mengundurkan diri itu dilakukan perusahaan dilatarbelakangi oleh kondisi resesi global dari perang Rusia-Ukraina yang membuat permintaan pasar menurun.
Berikut ini fakta yang terjadi terkait PT Nikomas Gemilang.
1. Terdampak konflik Rusia-Ukraina
"Konflik Rusia Ukraina di awal tahun, kenaikan harga bahan bakar secara global, tingkat inflasi yang tinggi, penurunan pesanan dan pengaruh berbagai faktor internasional lainnya, menyebabkan pasar sepatu olahraga internasional menurun drastis sementara harga bahan baku terus meningkat," ujar Danang Widi.
Baca juga : Profil PT Nikomas Gemilang, Produsen Sepatu Nike yang Tawarkan Pengunduran Diri 1.600 Pekerjanya
2. Permintaan ekspor menurun
Anton membeberkan alasan di balik perusahaan menawarkan karyawannya mundur dari pekerjaannya. Hal ini tak lepas dari perusahaan yang mengandalkan pasar ekspor dan kini tengah mengalami kemerosotan permintaan.
“Sejak pertengahan tahun lalu sudah ada sinyal permintaan pasar dunia itu khususnya Amerika dan Uni Eropa itu menurun drastis," kata Anton.
Tak tanggung-tanggung, penurunan permintaan pasar itu bahkan bisa mencapai rata-rata 50 persen.
3. Sudah melakukan berbagai langkah efisiensi
Sebelumnya, perusahaan juga telah melakukan berbagai cara agar tidak ada langkah efisiensi yang berdampak kepada jumlah pekerja di perusahaan produsen alas kaki itu. Namun, langkah PHK massal pada akhirnya dilakukan karena kondisi ekonomi yang sulit.
"Berbagai hal telah kami lakukan seperti mulai dari menghentikan rekrutmen, tidak ada lembur, pengurangan jam kerja dan program cuti khusus. Namun kondisi ini tidak dapat kami hindari dan dengan berat hati kami harus melaksanakan program pengunduran diri sukarela," kata danang.
Baca juga: Bapanas Beberkan Rencana Impor Gula , Bawang Putih, Kedelai, Hingga Daging Kerbau Tahun Ini
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.