Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

2018, PT PP Incar Laba Bersih Naik 29 Persen

Kenaikan laba bersih memasuki tahun 2018 menjadi target PT PP Tbk.

9 Januari 2018 | 05.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Nilai Kontrak Pembangunan Perumahan Naik Empat Kali Lipat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pembangunan Perumahan (persero) Tbk atau PT PP mengincar kenaikan laba bersih memasuki 2018. Direktur Utama PT PP Tumiyana memperkirakan pertumbuhan laba bersih bisa mencapai 29 persen. "Laba bersih (2018) naik dari forecast (perkiraan) 2017 di mana labanya mencapai Rp1,7 triliun," kata dia di Jakarta, Senin, 8 Januari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejumlah proyek infrastruktur pemerintah masih menjadi pendorong kinerja perusahaan berpelat merah itu. Menurut Tumiyana, ada sekitar Rp 50 triliun nilai kontrak baru tahun ini yang diperkirakan diraih PT PP. Angka itu naik bila dibandingkan dengan target 2017 yang mencapai Rp 40,6 triliun. "Untuk revenue (pendapatan) bisa tumbuh ke posisi Rp 28 triliun," ucapnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hingga triwulan III 2017 pendapatan PT PP sudah mencapai Rp 13,8 triliun. Pencapaian itu naik dibandingkan periode yang sama di 2016 yang sebesar Rp 10,8 triliun. Sedangkan laba bersih emiten berkode PTPP itu mengantongi Rp 990 miliar. Laba bersih itu naik 75 persen secara year on year sebesar Rp 423 miliar bila dibandingkan triwulan III 2016 yang menyentuh Rp 567 miliar.

Lebih lanjut, Tumiyana menyatakan untuk skema pembiayaan perseroan salah satunya akan menerbitkan perpetual bonds (obligasi tanpa waktu jatuh tempo). Penerbitan obligasi perpetual sendiri terbilang baru, tetapi ia optimistis pasar bisa menyerapnya karena akan ditawarkan di domestik dan luar negeri. PT PP berencana menerbitkan perpetual bonds senilai Rp 2 triliun. "Rencananya terbit di triwulan I 2018," kata dia.

Tumiyana menyebut Otoritas Jasa Keuangan sudah memberikan lampu hijau ihwal penerbitan perpetual bonds. Saat ini, ucapnya, dari aspek peraturan pihak regulator tengah memprosesnya. Tahun lalu, OJK masih mematangkan tiga instrumen pasar modal yang ditujukan membiayai proyek infrastruktur pemerintah. Ketiga instrumen ialah perpetual bonds (obligasi tanpa waktu jatuh tempo), infrastructure bonds (obligasi infrastruktur), dan project bonds (obligasi berbasis proyek). Instrumen project bonds sudah digunakan oleh PT Jasa Marga (persero) Tbk di 2017.

Sedangkan untuk mendukung proyek penugasan pemerintah, lanjutnya, PT PP kembali akan mengincar pembangunan transit oriented development (TOD) atau kawasan pemukiman terintegrasi di sekitar stasiun kereta api di Jakarta. Tumiyana menyatakan pembangunan TOD untuk mempercepat pengadaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Tahun lalu PT PP bersama PT Kereta Api Indonesia sudah melakukan peletakan baru pertama proyek TOD di Stasiun Tanah Abang dan Juanda. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berharap pembangunan TOD bisa dipercepat. Ia ingin mengintegrasikan proyek TOD dengan program uang muka perumahan sebesar Rp 0 milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Kami ingin integrasikan transportasi, rumah terjangkau mungkin sebagian bisa yang DP (Down Payment) Rp 0 dan keterlibatan BUMD," kata Sandiaga.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus