Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

300 Ribu Ton Beras Impor Berkutu, Menteri Amran Jamin Tak Disalurkan ke Masyarakat

Sesuai keputusan rapat koordinasi terbatas, Amran Sulaiman memastikan beras impor itu tak akan disalurkan kepada masyarakat.

12 Maret 2025 | 11.29 WIB

Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat rapat kerja komisi IV DPR RI di Jakarta, (20/6/2024).
Perbesar
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat rapat kerja komisi IV DPR RI di Jakarta, (20/6/2024).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian atau Mentan Amran Sulaiman menanggapi temuan Komisi IV DPR ihwal adanya stok beras impor yang tak layak konsumsi bahkan berkutu di gudang Perum Bulog Yogyakarta. Menurut Amran, stok itu tak boleh disalurkan kepada masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Nanti ini kami akan bahas. Biasanya kami keluarkan, tapi kami sepakat tidak boleh untuk untuk masyarakat, baik stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) maupun bantuan pangan," ujar Amran dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 11 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Amran mengatakan, beras yang tak layak konsumsi itu akan dihitung. Sebab, tak semua beras yang dalam kondisi busuk langsung dikeluarkan. Menurut Amran, ada petugas yang memilah beras itu. Sebagian beras yang tak layak akan dibiarkan hancur, sedangkan sisanya akan diproses sesuai prosedur.

Untuk mengeluarkan beras tak layak itu dari gudang, Amran mengatakan, diperlukan serangkaian proses. Ada berita acara yang harus diketahui oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Kepada para politikus Senayan di Komisi IV, Amran berjanji akan segera menghubungi Direktur Utama Bulog Novi Helmy Prasetya untuk menindaklanjuti temuan beras berkutu, khususnya di Yogyakarta. Tapi sesuai keputusan rapat koordinasi terbatas, Amran memastikan beras itu tak akan disalurkan kepada masyarakat.

Menurut Amran, temuan beras yang tak layak konsumsi tak hanya terjadi di Yogyakarta. Ia mengaku mendapatkan laporan Bulog yang mengungkapkan, ada 100 ribu hingga 300 ribu ton dari total 1,9 juta ton stok beras impor di seluruh Indonesia yang tak layak konsumsi. Sedangkan di Yogyakarta, menurut dia, ada 10 ton beras tak layak.

"Ini sudah masuk dalam list termasuk Jogja, tapi kami tanya lagi kalau bisa dipercepat yang di Yogyakarta itu, Bu. Minta maaf, Bu," ujar Amran.

Ketika dikonfirmasi oleh wartawan usai rapat, Amran mengatakan jumlah 100 ribu hingga 300 ribu ton itu baru laporan sementara yang belum dapat dipastikan. Yang pasti, ujar dia, 10 ton di Yogyakarta..

Temuan beras berkutu itu diungkap Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto dalam kesempatan yang sama. Ia mengaku menemukan sisa beras impor tahun lalu yang disimpan di gudang Perum Bulog di Yogyakarta sudah tak layak konsumsi.

"Pada reses yang lalu, pada kunjungan kerja yang lalu, saya memimpin tim ke Yogyakarta, dan kami meninjau gudang Bulog. Di situ kami menemukan masih banyak beras-beras sisa impor yang lalu di dalam gudang Bulog itu yang sudah banyak kutunya," ujar Titiek dalam kesempatan yang sama.

Kepada Amran Sulaiman, Titiek meminta agar jajarannya segera mengelola beras tersebut. Sebab jika dilepas ke pasar, menurut dia, beras itu sudah tak layak untuk dijual. Ia meminta pemerintah tak menunggu lebih lama hingga kondisi beras semakin memburuk.

"Itu mohon tolong segera diapakanlah beras ini, mungkin kalau untuk dikonsumsi manusia sudah tidak layak lagi. Mohon segera dimanfaatkan beras impor ini," ujar putri mantan presiden Soeharto ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus