Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

50 Contoh Kata Baku dalam Bahasa Indonesia

Contoh kata baku harus banyak diketahui untuk menunjang kebiasaan berbahasa baku dalam berbagai sektor.

19 November 2024 | 21.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bahasa Indonesia memiliki banyak kata baku yang harus digunakan dalam penulisan atau percakapan resmi untuk menjaga kejelasan dan kebenaran berbahasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kata baku adalah kata yang penulisannya dan penggunaannya sesuai dengan kaidah atau aturan bahasa Indonesia yang benar. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agar penggunaannya lebih efektif, contoh kata baku harus banyak diketahui untuk menunjang kebiasaan berbahasa baku dalam berbagai sektor. 

Lantas, apa saja contoh kata baku dalam bahasa Indonesia? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulsan berikut ini, ya.

Apa Itu Kata Baku?

Sebelum mengetahui berbagai contoh kata baku dalam bahasa Indonesia, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari kata baku itu sendiri.

Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD) yang sekarang telah berubah menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI))

Penggunaan kata baku sangat penting dalam penulisan akademik, dokumen resmi, serta komunikasi formal agar pesan yang disampaikan menjadi lebih jelas dan tepat.

Ciri-Ciri Kata Baku

Kata baku memiliki bentuk yang konsisten dan dapat ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Berikut adalah beberapa ciri utama kata baku:

  1. Tidak terpengaruh oleh bahasa asing.
  2. Memiliki bentuk yang tetap.
  3. Tidak dipengaruhi oleh bahasa daerah.
  4. Penggunaannya sesuai dengan konteks kalimat.
  5. Bukan bagian dari ragam bahasa sehari-hari.
  6. Penggunaan imbuhan dilakukan secara jelas dan tepat.
  7. Tidak memiliki makna ganda atau ambigu.
  8. Tidak mengandung pleonasme (kata yang berlebihan).

Fungsi Kata Baku

Ada empat fungsi utama dari kata baku yang diidentifikasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Berikut adalah penjelasannya.

1. Sebagai Pemersatu

Sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya dan bahasa, penggunaan kata baku menjadi sangat penting untuk memfasilitasi komunikasi antar kelompok yang berbeda.

Kata baku berfungsi sebagai penghubung yang menyatukan masyarakat yang beragam, sehingga semua orang dapat berkomunikasi dengan lebih mudah tanpa terhambat oleh perbedaan dialek. 

2. Pemberi Kekhasan

Kekhasan yang dimaksud di sini adalah ciri khas atau identitas. Meskipun negara-negara di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, dan Brunei menggunakan bahasa Melayu sebagai dasar, terdapat perbedaan dalam ejaan dan penggunaan kata yang menjadikan setiap negara memiliki identitas linguistik tersendiri. 

Misalnya, kata "sedikit" dalam bahasa Malaysia ditulis sebagai "sikit". Perbedaan ini bukan hanya menambah kekayaan bahasa, tetapi juga menegaskan ciri khas masing-masing negara. 

3. Meningkatkan Kewibawaan

Dalam situasi formal, penggunaan bahasa baku sangat diperlukan untuk menunjukkan keseriusan dan profesionalisme. 

Misalnya, pada acara resmi seperti upacara bendera di istana negara, penggunaan kata baku oleh pembawa acara dan peserta lainnya menciptakan suasana yang khidmat. Kata baku membantu menciptakan citra yang lebih berwibawa dan terhormat, sehingga audiens dapat merasakan pentingnya acara tersebut

Contoh Kata Baku

Berikut ini adalah 50 contoh  perubahan dari kata tidak baku ke kata baku.

  1. Abrasi = Aberas
  2. Abjat = Abjad 
  3. Absorpsi = Absorpsi
  4. Bercermin = Becermin 
  5. Benkoang = Bengkuang 
  6. Bensol = Benzol
  7. Cendikiawan = Cendekiawan 
  8. Cengkram = Cengkeram 
  9. Cengkrama = Cengkerama 
  10. Defiasi = Deviasi
  11. Diagnosa = Diagnosis
  12. Despenser = Dispenser
  13. Efektip = Efektif
  14. Efektifitas = Efektivitas
  15. Ekosistim = Ekosistem
  16. Formil = Formal 
  17. Photo = Foto
  18. Fotocopy = Fotokopi
  19. Glosary = Glosarium
  20. Glukose = Glukosa 
  21. Gongseng = Ongseng
  22. Hadist = Hadis
  23. Hapal = Hafal
  24. Hakekat = Hakikat  
  25. Ibtidaiyah = Ibtidaiah 
  26. Iddah = Idah 
  27. Idial = Ideal 
  28. Jadual = Jadwal 
  29. Jagad = Jagat 
  30. Jahiliyah = Jahiliah 
  31. Kaca mata = Kacamata
  32. Kaffah = Kafah
  33. Cafetaria = Kafetaria
  34. Lapal = Lafal 
  35. Lamtaragung = Lamtorogung 
  36. Lasykar = Laskar
  37. Mahluk = Makhluk 
  38. Makro ekonomi = Makroekonomi
  39. Malpraktek = Malapraktik
  40. Napsu = Nafsu 
  41. Naas = Nahas 
  42. Nahloda = Nakhoda 
  43. Obyek  = Objek
  44. Obyektif = Objektif 
  45. Ojeg = Ojek
  46. Panca indera = Pancaindera
  47. Pangkreas = Pankreas
  48. Paradox = Paradoks
  49. Radio aktif = Radioaktif 
  50. Rekaat = Rakaat 

AULIA ULVA, berkontribusi dalam artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus