Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Merendahkan rekan kerja atau sesama profesi merupakan salah satu bentuk perilaku toksik di tempat kerja. Perilaku tersebut tidak membuat pelakunya unggul. Namun sebaliknya, bisa menjadi senjata makan tuan, berbalik menyerang pelakunya, berdampak buruk bagi yang melakukannya.
Contoh terbaru adalah peristiwa yang terjadi pada Dwi Citra Weni. Karyawati PT Timah Tbk itu mendapat sanksi pemberhentian dengan tidak hormat (PTDH) dari perusahaannya. Sebelumnya, Dwi mendadak viral setelah mengunggah video TikTok yang diduga menghina tenaga honorer karena berobat menggunakan kartu peserta Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS kesehatan).
Kasus pemecatan Dwi Citra Weni ini bermula setelah pegawai PT Timah itu merekam dirinya di sebuah ruangan, sambil mengolok-olok pekerja honorer yang antre di rumah sakit karena menggunakan BPJS Kesehatan. Video itu diunggah di TikTok pada 1 Februari 2025. "Ngantre ya dek, BPJS ya, hahaha, oh BPJS, masih honorer ya? Kebetulan saya kan (menunjuk logo PT Timah di seragamnya), saya enggak ngantre dek, pasien prioritas. hahaha," ucapnya dalam video yang dia unggah melalui akun TikTok @wennymayzon1.
Dalam dunia kerja, manajemen suatu perusahaan idealnya tidak akan membiarkan perilaku toksik. Dilansir dari buku berjudul AWAS!!! Lingkungan Kerja Toksik Bisa Membunuhmu, karya Syaiful Rahman, perilaku toksik dapat memberikan dampak buruk bagi individu yang direndahkan, pelaku, serta lingkungan kerja secara keseluruhan. Berikut adalah tujuh dampak negatif dari perilaku ini:
1. Menurunkan produktivitas
Ketika seseorang merasa diremehkan, kepercayaan dirinya bisa menurun drastis. Hal ini berakibat pada hilangnya motivasi untuk bekerja dengan baik, yang akhirnya menurunkan produktivitas individu dan tim secara keseluruhan.
2. Meningkatkan stres
Rekan kerja yang terus-menerus direndahkan dapat mengalami stres berkepanjangan, kecemasan, atau bahkan depresi. Tekanan psikologis ini bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik, seperti gangguan tidur, sakit kepala, atau kelelahan emosional.
3. Lingkungan kerja tidak harmonis
Sikap merendahkan rekan kerja dapat menyebabkan ketegangan dan konflik di tempat kerja. Rekan kerja lain mungkin merasa canggung atau takut untuk berinteraksi, sehingga tercipta suasana kerja yang penuh ketidaknyamanan dan kurang harmonis.
4. Menurunnya kerjasama tim
Kolaborasi yang baik membutuhkan rasa saling percaya dan menghargai satu sama lain. Jika ada seseorang yang sering merendahkan orang lain, kepercayaan dalam tim akan terkikis. Akibatnya, kerja sama tim menjadi sulit, dan pekerjaan pun terhambat.
5. Burnout
Berusaha, dan bekerja berlebihan secara terus-menerus sangat menguras tenaga, merampas kreativitas, vitalitas, dan motivasi Anda. Ini membuat Anda memiliki otak yang kabur, kekurangan energi, dorongan atau kejelasan.
6. Dampak hukum
Dalam beberapa kasus, tindakan merendahkan rekan kerja bisa dikategorikan sebagai pelecehan atau perundungan di tempat kerja. Jika sampai ada tuntutan hukum, perusahaan bisa menghadapi konsekuensi hukum serta kerugian finansial dan reputasi yang besar.
7. Pemecatan
Selain dapat diperkarakan ke meja hijau, merendahkan rekan kerja juga bisa berujung pemecatan seperti yang dialami oleh Dwi Weni Biasanya, pemecatan dilakukan untuk menjaga marwah perusahaan sekaligus mengembalikan lingkungan kerja yang positif.
Setelah polemik video TikTok tersebut, PT Timah akhirnya mengambil keputusan untuk memberikan sanksi Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (PTDH) terhadap Dwi Citra Weni. Keputusan ini diambil setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan dan evaluasi kepada karyawan itu. PT Timah meminta agar aktivitas media sosial Dwi tidak dikaitkan dengan perusahaan.
"Kami imbau kepada seluruh masyarakat bahwa aktivitas media sosial personal yang bersangkutan untuk tidak dikaitkan lagi dengan PT Timah sebagai perusahaan," ujar Kepala Bidang Komunikasi PT Timah, Anggi Siahaan.
Raden Putri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Menciptakan Lingkungan Kerja Inklusif
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini