MUSIBAH Tampomas II sudah hampir sebulan berlalu. Tapi ada sisa
pertanyaan besar yang nampaknya terlantar berapa banyak
sebenarnya korban dari kapal yang naas itu? Ini bisa diketahui
dengan membandingkan jumlah orang yang selamat dari jumlah
seluruh penumpang yang sebenarnya. Tapi justru angka yang
terakhir inilah yang belum jelas.
Dalam pengumuman resmi Menteri Perhubungan Roesmin Nurjadin, 5
hari setelah peristiwa, disebutkan penumpang 1.102 orang dan ABK
82. Tetapi kemudian jumlah ini dikoreksi lagi. Dalam daftar
"Kemungkinan Pertanyaan-Pertanyaan DPR dan Saran Jawaban" yang
disusun Pelni, dikatakan penumpang yang memegang karcis 1.084
orang.
Angka ini belum tentu mencerminkan jumlah penumpang yang
sebenarnya, sebab diduga diambil dari daftar manifes. Manifes
yang berada di tangan Pelni itu adalah pencatatan penumpang
sebelum akan naik kapal. Jumlah penumpang yang membayar tiket di
atas kapal, atau yang tak membayar sama sekali, dibuat dalam
perjalanan. Catatan inilah yang mungkin paling bisa dipercaya
mengenai jumlah penumpang sesungguhnya. Tapi kalaupun dibuat,
dia sudah tenggelam bersama Tampomas II.
Kalangan yang mengetahui kebiasaan kerja kapal penumpang,
memperkirakan jumlah penumpang yang ditampung Tampomas II
melebihi jumlah dispensasi yang 1.300. Malahan ada yang
menyebutkan jumlah penumpang tidak kurang dari 1.600 orang.
Angka ini diucapkan Mohammad Rauf Galesang, 28 tahun, dalam
wawancaranya dengan Pos Kota, 10 Februari. Bekas awak kapal
"Atlantic Neptune" milik Taiwan yang dicarter perusahaan
pelayaran Amerika Serikat itu sedang cuti dan berniat menjenguk
orang tuanya di Ujungpandang. Ia termasuk salah seorang yang
selamat. Katanya dalam percakapannya dengan ABK Tampomas II
sebelum kapal itu terbakar, mereka menyebutkan penumpang sekitar
1.600 orang.
Bila angka ini benar, jumlah korban jauh lebih besar dari yang
selama ini dihitung. Sebab menurut pengumuman dari Posko Pelni
Pusat 4 Februari jumlah orang yang selamat 743 orang. Berarti
yang mati dan hilang di atas 800 orang. Suatu angka yang
mengerikan.
Meskipun demikian, seorang pelaut Pelni yang berpengalaman
menduga bulan Februari bukanlah bulan ramai penumpang. Jadi
angka 1.600 bisa saja berlebihan.
Toh jumlah kelebihan penumpang dari angka manusia yang membeli
tiket di loket bisa besar biarpun bulan Februari. Sebab setelah
tenggelamnya Tampomas II, tanggal 9 Februari Tampomas I terpaksa
tertunda keberangkatannya dari Tanjungpriok menuju Belawan
selama 4 jam gara-gara kelebihan penumpang. Petugas KPLP
menghitung sudah 1.904 penumpang yang naik. Pelni membantah.
Tapi akhirnya kapal itu berangkat dengan 1.596 penumpang. Itu
pun sudah berlebih. Sebab menurut Nakoda KM Tampomas I R.T.
Syarif, sebagaimana yang dikatakannya kepada harian Sinar
Indonesia Baru di Medan, sertifikatnya terbatas 1.363 penumpang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini