MASKAPAI penerbangan Republik Rusia, Aeroflot, tak lagi cuma punya kantor perwakilan di Jakarta. Mulai pekan lalu, tiga pesawat kargo milik perusahaan itu pindah markas ke Bandara Soekarno-Hatta. Ketiganya langsung masuk hanggar Garuda untuk ganti logo dan bendera. Pesawat-pesawat itu kini menggunakan bendera sangsaka merah putih dan logo PT Penas Air Cargo Indonesia, sebuah perusahaan kargo nasional. Kemunculan ketiga pesawat Rusia itu, sebagai bagian dari kontrak sewa-menyewa PT Penas Air Cargo dengan Aeroflot. Dalam kaitan itu pula, tiga pesawat lainnya tak lama lagi akan menyusul ke Jakarta. Keenam pesawat terdiri dari Antonov An12 berkapasitas 1820 ton dan Ilyushin Il76T yang punya kapasitas 4060 ton. Mengingat spesifikasi pesawat buatan Rusia tak begitu populer bagi penerbang Indonesia, maka demi kelancaran operasi, pesawat-pesawat itu disewa lengkap dengan awaknya. Dengan pesawat terbang Aeroflot itu, Penas Air Cargo kini merupakan perusahaan kargo kedua yang memiliki armada pesawat sendiri, setelah PT Bayu International Air. Armada itu akan digunakan Penas Air untuk mengangkut kargo domestik maupun internasional, termasuk komiditi ekspor ikan tuna dari Manado ke Jepang. Penerbangan pertama pesawat Aerflot di bawah bendera Penas Air dimulai Kamis pekan ini dengan route Jakarta Den Pasar Biak Los Angeles, mengangkut kargo sebanyak 40 ton. Dan itu merupakan langkah awal dari penerbangan kargo Indonesia secara reguler dari Jakarta ke Jepang dan Amerika Serikat. Nilai kontrak enam pesawat itu sebenarnya masih belum final. Tapi pihak Aeroflot rupanya cukup bersemangat dan langsung mengirimkan tiga pesawatnya lebih dahulu. "Saya belum tahu berapa besar tarif yang harus dibayar Penas," kata Gerrik Frederick Mambu, Direktur Utama Penas Air Cargo. Soal biaya tampaknya tak bakal jadi hambatan besar. Aeroflot cukup terkenal dengan tarif yang rendah. Untuk pesawat C130 Hercules, misalnya, tarifnya sekitar US$5.000 per jam sedangkan Aeroflot berani banting harga 30% sampai 50% lebih rendah. Apalagi sekarang negeri sang Aeroflot betul-betul sedang butuh duit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini