Proyek pengadaan air minum memang harus bisa dijual murah. Mungkin karena itu, Costain Mowlen (bersama The Bromo Consortium) gagal ikut dalam proyek air Umbulan (di Pasuruan) milik Pemda Jawa Timur. Penyebabnya satu: harga jualnya terlalu tinggi. Posisi Costain Mowlen digantikan oleh Trans Bakrie, salah satu anak perusahaan Bakrie Group. Tepatnya, Trans Bakrie menjadi kontraktor utama untuk proyek yang ekuitinya akan dimiliki oleh konsorsium baru, yakni PT Umbulan. Di dalam konsorsium ini ada Northwest Water, McDonald Co, Transfield Corporate & Bakrie Brothers, PDAB (Perusahaan Daerah Air Bersih), dan PT Duta Comfact. Ini merupakan proyek pengadaan air bersih pertama yang dilaksanakan dalam pola BOT (Built Operate Transfer). Berarti, setelah 15 tahun dikelola oleh konsorsium, proyek senilai Rp 300 milyar itu diserahkan kepada pemda. Sumber dananya 50% berasal dari Export Credit Guarantee Department (dijamin pemerintah Inggris), 25% dari Aid Trade Provision Grant, 10% dari Commonwealth Development Corporation (CDC), dan 15% merupakan ekuiti milik konsorsium PT Umbulan. Berapa harga jual air yang ditawarkan konsorsium? Direktur Trans Bakrie, Agus Soehoed, belum punya gambaran tentang itu. "Harganya tidak bisa saya katakan sekarang karena masih dalam taraf negosiasi. Yang pasti, kami akan membuatnya jadi lebih dekat ke batas yang bisa diterima PDAM," katanya. Proyek ini, yang menghasilkan air bersih 4.000 m3 per detik, akan menggunakan pipa berdiameter 1,7 meter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini