Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) acap membuka toko di lebih dari satu platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Blibli, hingga Bukalapak. Vice President of Galeri Indonesia Blibli Andreas Pramaditya mengatakan mereka umumnya ingin membuka akses pasar seluas-luasnya.
“UMKM juga ingin menjajal semua dan dia melihat produknya laku di mana,” kata Andreas dalam diskusi daring bersama Akurat.co, Senin, 20 Juli 2020.
Pelaku UMKM, tutur Andreas, umumnya akan menganalisis di platform mana produknya tersebut banyak diburu oleh pembeli dari transaksi yang dihasilkan. Data yang dikumpulkan kemudian bisa menjadi bahan evaluasi bagi pemilik usaha untuk menyusun strategi pemasaran.
Andreas menjelaskan, saat ini berbelanja melalui platform digital sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat, terutama generasi milenial. Kondisi yang terjadi sekarang tentu berbeda dengan 5-6 tahun lalu, yang kala itu masyarakat masih enggan bertransaksi melalui daring lantaran khawatir tertipu.
Maraknya tren berbelanja daring terbukti dari meningkatnya jumlah pelaku UMKM yang bergabung dengan platform e-commerce. Andreas mencatat, hingga hari ini terdapat 27 ribu pelaku UMKM di seluruh Indonesia yang tergabung dalam Galeri Blibli. Total produk yang dipasarkan pun mencapai 350 ribu unit.
Untuk membantu UMKM berkembang, Andreas menyebut Blibli menggandeng pelbagai lembaga seperti Badan Ekonomi Kreatif untuk memilih merchant-merchant yang memiliki produk layak ekspor. “Ada beberapa lembaga membantu UMKM untuk tapi tidak bisa semua, karena negara tujuan punya syarat,” tuturnya.
Adapun Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) sedang mendorong seluruh pelaku UMKM untuk go digital. Asisten Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM Nasrun mengatakan sampai akhir tahun, pihaknya menargetkan 10 juta pelaku usaha UMKM bergabung dengan platform online.
Ia menerangkan, saat ini baru 8 juta UMKM yang memanfaatkan platform digital untuk memasarkan produknya. Jumlah ini setara dengan 13 persen dari total jumlah UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia, yakni mencapai 60 juta.
“Kami mendorong tidak hanya pemasaran saja yang go digital, tapi juga akses pembiayaan dan laporan keuangan. Kami sudah sediakan aplikasi laporan keuangan sehingga UMKM bisa menyajikan laba rugi lebih meyakinkan,” ucapnya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini