Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Ambisi anak desa

Grup Kodel (Kelompok Delapan) membangun Hotel The Regent of Jakarta di Kuningan, Jjak-Ssel. Menghabiskan dana US$ 135 juta. Bangunan itu kelak jadi lambang kerja keras anak desa. Inkud menyetor US$ 5 juta.

23 Desember 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KAWASAN bisnis Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan, tampak semakin giat mempercantik diri. Dengan pembangunan Sampoerna Plaza yang sejajar dengan hotel The Regent of Jakarta (ROJ) di pojok barat, maka wajah Kuningan -- begitu orang Jakarta menyebutnya -- sudah bisa dibayangkan dari sekarang. Di samping sejumlah restoran, diskotek, duty free store, dan rumah sakit mewah, dua gedung itu pastilah akan mempesona. Dan yang bakal mencuat sebagai landmark Kuningan tentulah hotel ROJ itu. Hadirnya ROJ -- menjulang 16 tingkat -- bukan saja menambah nyaman suasana, tapi semakin menaikkan gengsi Kuningan sebagai kawasan kelas utama. Hotel mewah berbintang lima ini akan menjadi salah satu pilihan yang layak untuk menginap, menjamu relasi, dan konperensi. "Kami memang melayani kelompok bisnis," ucap Fahmi Idris, Preskom PT Permadani Khatulistiwa Nusantara (PKN), anak perusahaan Kongsi Delapan alias Kodel, yang memodali pembangunan ROJ. Saat ini Kodel memiliki 18 anak perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata, perbankan, industri kimia, jasa perminyakan, perkebunan, konstruksi, peralatan, dan perdagangan. Kelompok usaha yang dikemudikan oleh kuartet eksponen angkatan 1966 ini (Fahmi Idris, Soegeng Sarjadi, Said Umar Husin, dan Maher Algadrie) memang sedang berjaya. Sabtu pekan lalu, Fahmi turut mengaduk semen untuk pengecoran akhir (topping off) atap hotel yang bakal dioperasikan oleh jaringan The Regent International itu. "Mudah-mudahan, pembangunan hotel ini akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya," kata Dirjen Pariwisata Joop Ave, yang hadir dalam acara itu. Untuk membangun ROJ, tak kurang dari US$ 135 juta yang dipancang Kodel. Berbagai sumber dana dikerahkan, mulai dari kredit sindikasi yang diatur oleh Bank Dagang Negara US$ 75 juta, ditambah uang Kodel US$ 25 juta. Tak ketinggalan uang rakyat yang dikelola Inkud (Induk Koperasi Unit Desa) US$ 5 juta ikut dituangkan di ROJ. "Bangunan megah ini untuk waktu yang panjang akan menjadi perlambang dan terjemahan dari semangat kerja keras anak-anak desa, menggantikan perasaan putus asa," ujar Soegeng Sarjadi, 47 tahun, bekas Ketua Dewan Mahasiswa Unpad, yang kini menjabat sebagai Presdir PKN. Maksud Soegeng, siapa pun orangnya, bila diberi kesempatan yang sama, pasti dapat mengerjakan sesuatu yang besar. Berkat kerja keras, sampai sekarang pembangunan ROJ bisa dipercepat 2 1/2 bulan. Mestinya pengecoran akhir baru terlaksana Februari mendatang, dan ROJ dibuka pada April 1991 -- dua tahun lagi. Dengan percepatan itu, bisa menghemat dana 15%, apalagi pada saat harga semen menanjak belakangan ini. Berkapasitas 400 kamar mewah, ROJ akan siap bersaing, dengan tarif antara US$ 125 dan US$ 150 per malam. Menurut Dirjen Joop Ave, arus investasi di perhotelan selama 5 tahun terakhir ini memang melonjak terus, terutama di Jakarta. Dari 247 proyek hotel berbintang senilai US$ 1,02 milyar yang tersebar di seluruh Indonesia, 30 buah (senilai US$ 525 juta) berlokasi di Jakarta. Dan arus tamu asing yang kelak masuk Jakarta diperkirakan terus meningkat. Arus Januari-Oktober 1989 meliputi setengah juta orang, 17,9% lebih deras dari tahun sebelumnya. Dari angka inilah, Kodel mengutak-atik pangsa pasarnya. "Dengan Regent International, kami yakin pemasaran ROJ tak jadi soal," tutur Soegeng. Ditambahkannya, ROJ akan mengikuti langkah Hotel Borobudur, yang sudah lebih dulu masuk pasar modal. Sekarang saham ROJ dipecah sebanyak 100 ribu keping, dengan nominal tiap keping Rp 1 juta. "Ini baru nilai nominal, bukan harga perdana," kata Soegeng. Kabarnya, ada investor Jepang yang berminat membeli sebagian saham ROJ. Bagus, ne, lagi pula kan masih ada sisa buat 'anak-anak desa'. Bachtiar Abdullah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus