Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura I (Persero) resmi mengoperasikan satu pesawat frighter berjenis ATR 72-500 F mulai Kamis, 4 Juni 2020, yang akan khusus melayani angkutan barang. Pengoperasian penerbangan tersebut merupakan hasil kerja sama antara perseroan dan PT Pelita Air Service.
"Pelaksanaan pengoperasian pesawat ini merupakan bagian dari kontrak yang sudah ditandatangani oleh Angkasa Pura I dengan Pelita Air pada Januari 2020 lalu," tutur Direktur Utama Angkasa Pura Logistik Danny P. Thaharsyah dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual, Kamis, 4 Juni.
Berdasarkan poin kerja sama yang disepakati, Angkasa Pura I akan menyewa sebanyak dua armada terbang milik Pelita Air. Satu armada sisanya dengan jenis yang sama akan dioperasikan mulai Juli nanti.
Adapun pesawat ATR 72-500 F memiliki kapasitas angkut kargo seberat 8 ton. Armada berbadan ramping ini diandalkan untuk menjangkau daerah-daerah dengan medan yang sulit dan bandara-bandara kecil dengan panjang landasan sekitar 1.500 meter.
"Ini cocok untuk mendarat di tempat-tempat yang tidak terjangkau sehingga angkutan barang saat pandemi virus corona ini tidak terganggu," katanya.
Pesawat kargo milik Angkasa Pura I memiliki frekuensi penerbangan sebanyak lima kali dalam sepekan. Tiga frekuensi akan dioperasikan untuk rute Jakarta-Banjarmasin-Surabaya-Banjarmasin-Jakarta dan dua lainnya untuk rute Jakarta-Batam-Jakarta.
Sementara itu, satu pesawat yang akan datang pada Juli nanti bakal difokuskan ke daerah timur, khususnya untuk rute Jakarta - Ujung Pandang - Jakarta. Denny berharap upaya perseroan ini dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan pemulihan ekonomi nasional.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi menjelaskan, perusahaannya saat ini membutuhkan inovasi untuk bertahan di tengah meemahnya bisnis di segmen angkutan penumpang. "Jadi Angkasa Pura Logistik ini merupakan bagian dari survival and rebond strategy," ucapnya.
Ia berharap, pengoperasian pesawat kargo di tengah pandemi menjadi momentum yang tepat untuk memberikan dampak yang signifikan bagi keberlangsungan bisnis perusahaan.
Di samping itu, penambahan armada khusus logistik akan menjawab masalah pengiriman barang yang saat ini bergantung pada angkutan penumpang.
Dengan penerbangan kargo yang baru, pendapatan dari sisi logistik perusahaan sampai akhir tahun diproyeksikan naik sampai 80 persen.
Pelaksana tugas Direktur Utama Pelita Air mengatakan ini merupakan kali pertama perusahaan mengoperasikan pesawat untuk penerbangan kargo reguler. Meski demikian, ia meyakinkan Pelita Air sudah memiliki pengalaman menjalankan penerbangan di segmen barang untuk keperluan carter.
"Kami pernah mengangkut kargo BBM ke Papua dengan pesawat bermesin tunggal. Medannya sangat sulit dan melewati pegunungan," ucapnya.
Sebelum bekerja sama dengan Pelita Air, Angkasa Pura I sudah mengoperasikan satu angkutan carter khusus kargo dengan armada Boeing 737-300. Pesawat ini disewa dari MyIndo Airliness dengan frekuensi penerbangan empat kali seminggu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini