Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagaimana cara Jubilee memperjuangkan penghapusan utang negara miskin? Lewat pendidikan. Pada dasarnya kami mengumpulkan informasi, kemudian menganalisisnya, dan membuatnya mudah diakses oleh orang biasa. Ketika kami baru mulai, jutaan orang di Inggris tidak mengerti mengapa utang negara miskin menjadi masalah. Tapi ketika kami selesai berkampanye, komitmen orang-orang Inggris meningkat pesat. Menurut hasil jajak pendapat, lebih dari 40 persen responden menyatakan mendukung Jubilee 2000 (nama lama Jubilee Plus). Kami mendapat dukungan dari Paus Yohanes Paulus II. Kami juga mendapat dukungan dari banyak orang terkenal seperti Mohammed Ali dan Bono dari U2, juga Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan. Bagaimana Anda tahu penghapusan utang sebesar US$ 100 miliar di 40 negara miskin itu berkat perjuangan Jubilee? Itu angka yang diumumkan oleh Presiden Bank Dunia, James Wolfensohn. Dan IMF juga mengumumkan angka itu. Saya tidak membesar-besarkan hal ini. Mereka berpikir bahwa penghapusan US$ 100 miliar dolar ini merupakan urusan besar. Bagi kami, seharusnya lebih banyak lagi utang negara miskin yang bisa dihapus. Seberapa besar utang negara miskin yang ingin Jubilee bebaskan? Target kami di tahun 2000 adalah setidaknya US$ 350 miliar. Jadi, menurut kami, kami belum mencapai target kami. Tetapi IMF dan Bank Dunia berpikir, kami melakukan hal yang besar. Mengapa ada negara yang tetap tidak mendapat penghapusan utang? Karena kreditor menganggap mereka cukup kaya untuk membayar utang. Kalau orang tidak sampai kelaparan dan berjatuhan di jalanan, kreditor tidak akan memberikan penghapusan utang. Kapan Indonesia mulai masuk daftar Jubilee Plus? Tahun ini kami mulai melirik Indonesia. Pada 1999, sekitar US$ 9 miliar atau seperempat dari pendapatan negara Indonesia dipakai untuk membayar utang. Sementara itu, pemerintah hanya mengalokasikan US$ 400 juta untuk program kesehatan. Jadi, setiap orang Indonesia harus mengeluarkan US$ 45 untuk membayar utang luar negeri ataupun domestik, tapi hanya menerima US$ 2 untuk perawatan kesehatan. Mengapa Jubilee memperjuangkan penghapusan utang Indonesia kendati orang Indonesia sendiri bersikeras tetap membayar utang? Kami tidak mengatakan bahwa 100 persen utang Indonesia harus dihapuskan, tetapi kami mengatakan bahwa utang yang dibawa IMF seharusnya dibayar oleh pemegang saham IMF. Jadi, pemerintah AS, Jepang, atau negara lain yang harus membayar utang tersebut. Mereka punya bank yang telah membuat kesalahan besar. Mereka yang harus membayar. Kami juga berpikir bahwa utang luar negeri Indonesia tidak sustainable. Mengapa? Karena Indonesia menghabiskan 50 persen dari pendapatan ekspor untuk membayar utang. Pada 1991, kreditor Barat bilang ke Soeharto bahwa mereka tidak ingin Soeharto menghabiskan lebih dari 6 persen dari pendapatan ekspor untuk membayar utang ke Barat. Sekarang, mereka bilang ke Abdurrahman Wahid, Indonesia harus mengeluarkan 50 persen pendapatan ekspor untuk membayar utang ke Barat. Itu sangat besar. Dan itu seperti lintah darat. Menurut Anda, apa kesalahan terbesar kreditor Barat di dunia ketiga? Pertama, mereka mendorong liberalisasi capital flow. Dengan kata lain, mereka mendorong orang lokal meminjam secara internasional. Itu kebijakan bagus kalau negara tersebut memiliki ekonomi dan mata uang yang kuat. Juga kalau negara tersebut memiliki pendapatan dari ekspor yang cukup besar untuk membayar. Tetapi, misalnya di Inggris, saya tidak akan pernah meminjam di pasar internasional untuk membayar hipotek rumah saya. Saya meminjam dari mata uang lokal untuk melakukan itu. Tetapi IMF mengatakan tindakan saya bodoh. Saya harus meminjam uang dari pasar internasional. Itu tidak apa-apa kalau bunganya lebih murah. Tetapi ketika mata uang saya mengalami devaluasi, utang saya menjadi seperti gunung. Dan IMF mendorong sektor swasta di Indonesia untuk melakukan itu, sehingga sektor swasta di Indonesia memiliki utang luar negeri sebesar US$ 74 miliar. Dan mereka tidak bisa membayar utang tersebut dengan rupiah. Bagaimana Anda memandang kepentingan negara kreditor di Indonesia? Jepang, salah satu pemegang saham IMF, mengatakan ke IMF agar menginstruksikan kepada Indonesia untuk menetapkan tarif 20 persen untuk gula. Itu karena tarif gula di Jepang adalah 80 persen. Mereka menyarankan hal itu ke Indonesia karena ingin melindungi industri gulanya dari gula Indonesia. Jadi, kita harus mengerti bahwa IMF tidak bekerja untuk birokrat. Mereka bekerja untuk kepentingan Jepang, Inggris, Amerika, atau negara donor lainnya. Inggris ingin membuka pasar di Indonesia sehingga Thames Water bisa membeli Jakarta bagian barat untuk penyediaan air bersih. Sekarang, mereka berinvestasi untuk 10 tahun. Setelah itu mereka mendapat lisensi untuk mencetak uang. Sebab, mereka akan mengumpulkan ikan dari Jakarta Barat tapi uang akan langsung mengalir ke London. Tetapi mereka tidak akan mengembalikan ke rupiah, melainkan ke dolar. Dan itu akan membuat BI kekeringan. Tahun-tahun berikutnya, orang-orang Inggris akan sangat puas. Bagaimana hasil perjuangan Jubilee untuk Indonesia sejauh ini? Hasilnya sejauh ini belum kelihatan bagus. Tetapi itu lebih karena di Indonesia tidak ada tuntutan. Maksudnya? Orang Indonesia menyatakan mereka akan membayar utang IMF. Pemerintah Indonesia mengatakan mereka puas dengan IMF. Jadi, sangat sulit bagi kami untuk berkampanye memperjuangkan Indonesia kalau Indonesia sendiri mengatakan kita harus menerima IMF dan kebijakan mereka. Jadi, kami perlu orang Indonesia mengatakan, "Tidak. Hentikan ini. Ini tidak baik untuk Indonesia." Tetapi bukankan ada negara seperti Jepang, yang punya kebijakan tidak memberi penghapusan utang tetapi justru memberi utang baru untuk membayar utang? Dalam suatu negara, kita bisa mengatakan saya tidak mampu membayar utang lagi. Sebab, kalau saya membayar utang, anak-anak saya akan mati. Tetapi Indonesia tidak bisa mengatakan itu karena tidak ada aturan kebangkrutan internasional. Jadi, tuntutan pertama harus datang dari Indonesia, yaitu tuntutan arbitrase independen untuk utang luar negeri Indonesia. Sistem finansial internasional memang tidak adil. IMF bermain seperti hakim dan juri dalam persidangan mereka sendiri. Mereka yang memutuskan berapa yang harus dibayar ke kreditor. Padahal Bank Dunia membuat utang untuk proyek yang tidak berhasil. Pemerintah Inggris memberikan pinjaman untuk persenjatan militer kepada Soeharto, yang membunuh rakyatnya sendiri. Itu merupakan pinjaman yang tidak produktif. Mereka seharusnya kehilangan uang mereka. Menurut Anda, mengapa Indonesia bersikeras bisa membayar utang luar negerinya? Ada tiga isu di sini. Pertama, masalah kebanggaan. Pemerintah tidak mau mengakui tidak bisa membayar utang. Dan orang Indonesia juga bangga dengan itu. Jadi, itu kebanggaan ekonomi. Mereka tidak mau orang berpikir mereka bangkrut. Kedua, mereka takut bahwa kalau utangnya dihapuskan, tidak akan ada modal asing masuk lagi. Itu ketakutan yang tak beralasan. Ketika utang Soeharto dihapuskan pada tahun 1971, itu untuk menarik modal asing masuk. Ketiga, ketidakpedulian. Masalah utang adalah masalah yang dirahasiakan di seluruh dunia. Orang tidak tahu tentang itu. Juga politisi. Kita juga belajar dari pengalaman utang Jerman. Ketika kreditor Barat menolak memberi penghapusan utang, yang muncul kemudian adalah fasisme. Dan sekitar 20 juta orang Eropa mati akibat itu. Akibatnya, pada Perang Dunia II, Jerman yang berutang besar itu tetap mendapat penghapusan utang. Mungkinkah kreditor juga terlibat dalam pemberian utang yang dikorupsi? Saya yakin bahwa IMF melindungi orang di bank sentral yang memainkan peran penting dalam krisis perbankan. Mereka menolak amandemen DPR. Tidak ada keraguan bahwa ada korupsi. Yang terbaik untuk menangani masalah itu adalah transparansi dan pertanggungjawaban, dan juga menghentikan IMF mendanai semua orang yang korup.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo