Chocolat (55 menit)
Produksi : Miramax, 2000
Sutradara : Lasse Hallstorm
Penulis skenario : Robert Nelson Jacobs
Pemain : Juliette Binoche, Judi Dench, Alfred Molina, Johnny Depp
DI BILIK pengakuan dosa itu, seorang wanita duduk bersimpuh. Ia merasa bersalah tak bisa menahan godaan di bulan puasa Lent. Sepotong cokelat dari kedai milik Vianne Rocher (Juliette Binoche) telah membuatnya mabuk kepayang sehingga ia menikmatinya lagi dan lagi. "Saya seperti tersiksa dalam kenikmatan," kata wanita ini dengan tersipu. Ia tidak sendiri. Sebagian warga di kota kecil di pedalaman Prancis tempat wanita ini tinggal juga merasakan hal yang sama. Warga lain di bawah patron Comte de Reynaud (Alfred Molina) menganggap dorongan semacam itu bentuk kelemahan tak terampunkan.
Film Chocolat, yang digarap Lasse Hallstorm (What's Eating Gilbert Grape, The Cider House Rules), adalah kisah tarik-ulur tradisi beku dan dorongan naluri untuk mencucup tiap tetes nikmat kehidupan. Dalam ajang Academy Award tahun 2001, film yang sudah meraup pemasukan US$ 71 juta di Amerika Serikat ini berhasil meraih lima nominasi untuk kategori aktris, aktris pendukung, musik, skenario adaptasi, dan film terbaik.
Suasana dongeng langsung diciptakan dalam adegan pembuka. Angin dingin bertiup, dan De Reynaud menunggui warga bergilir masuk gereja. Saat itulah, dengan busana ala si Tudung Merah, Vianne datang tersaruk ke kota ini bersama Anouk, anak perempuannya. Adegan semacam ini tak urung menggelitik penonton untuk menyangka karya Hallstorm ini sebagai karya Tim Burton (Batman, Sleepy Hollow).
Vianne sadar bahwa kedatangannya untuk membuka kedai cokelat akan mengusik kelanggengan istiadat di kota tersebut. Pengalaman semacam itu sudah ditempuhnya di beberapa kota yang jadi tempat tinggalnya sebelumnya. Namun, ia merasa wajib ber- bagi kelezatan hidup yang bisa muncul dari melahap cokelat. Cokelat adalah resep leluhur dari ibunya, wanita suku Indian Maya. Dalam lakon A Midsummer Night's Dream, William Shakespeare menulis: "Bila musik adalah makanan untuk cinta, maka mainkanlah." Film ini pun mengambil pijakan yang mirip: cokelat adalah penganan untuk jiwa, maka kudaplah.
Tak terlalu sulit menebak siapa yang akhirnya jadi pemenang dalam pertempuran dua kubu ini. Mana mungkin Vianne yang jelita itu akan keok melawan De Reynaud yang membosankan? Vianne beroleh kemenangan ganda dengan mendapatkan lelaki gipsy Roux (Johnny Depp) sebagai pasangannya. Sekalipun plotnya sederhana, film yang diangkat dari novel populer karya Joanne Harris ini tetap menarik disimak. Kekuatan utama adalah akting para pemainnya, ter- istimewa Binoche dan Judi Dench, yang berperan sebagai Amande Voizin, wanita uzur pemilik kedai yang disewa Vianne.
Film ini juga menjadi istimewa karena makanan sebagai jalinan pengikat cerita tidak lazim ditemui dalam produksi Hollywood. Tema makanan sebetulnya bukan sesuatu yang baru. Like Water for Chocolate (Alfonso Arau, Meksiko), Master Cook (Tsui Hark, Hong Kong), atau Un Affaire de Gout (Bernard Rapp, Prancis) adalah beberapa yang berhasil membuat dapur dan segala adegan meracik masakan bukan saja terlihat begitu sinematik, tapi juga menggiurkan. Chocolat juga sukses mengajak penonton berwisata bujana. Pernahkah kita membayangkan sedapnya ayam panggang yang disantap dengan saus cokelat? Untuk penonton yang sedang berdiet, film ini bisa sangat "menyiksa".
Banyak adegan menggelitik dalam film ini. Salah satunya adalah pastur muda yang keranjingan menirukan lagu Hound Dog dari Elvis Presley. Adegan yang paling menarik muncul saat Vianne bisa menebak cokelat kegemaran atau yang paling dibutuhkan seseorang. Ia bahkan sanggup menyediakan cokelat yang fungsinya tak kalah dahsyat ketimbang Viagra. Sayangnya, adegan semacam ini terlalu sering diulang, seolah cokelat bisa jadi penyembuh semua luka. Alhasil, film ini jatuh menjadi terlalu sentimental. Hallstorm mungkin lupa, terlalu banyak kembang gula tak baik buat kesehatan.
Yusi A. Pareanom
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini