Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Antara Bisnis Es Teh, Sunhaji dan Mundurnya Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden

Es Teh, yang tiba-tiba jadi bahan pembicaraan gara-gara olok-olok Gus Miftah pada seorang penjaja, semakin disukai terlihat menjamurnya penjual.

6 Desember 2024 | 22.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Es Teh Solo. Instagram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Es Teh tiba-tiba jadi bahan pembicaraan. Gara-garanya, pendakwah yang juga orang dengan Presiden Prabowo, Gus Miftah Maulana, mengolok-olok seorang penjaja es teh bernama Sunhaji kala berceramah di Magelang.

Gara-gara olokan itu pula, Miftah akhirnya mengundurkan diri dari jabatan Staf Khusus Presiden urusan Kerukunan Beragama setelah mendapat sorotan tajam masyarakat. Bahkan muncul petisi copot Maulana di change.org dengan pendukung sampai 318 ribu pada Jumat sore, 6 Desember 2024.

Lepas dari masalah yang menyeret Miftah, bisnis es teh memang sedang in di sini. Kita bisa menemui gerai es teh berbagai merek di jalan-jalan mulai dari Sabang sampai Merauke. Teh memang tidak bisa dilepas dari keseharian masyarakat Indonesia sejak diperkenalkan seorang bangsa Jerman pada 1684. Teh asal Jepang itu tidak dibudidayakan, tapi hanya ditanam sebagai tanaman hias.

Baru pada abad ke-18, VOC mendukung pengusaha Belanda untuk membuka perkebunan teh di daerah Jawa Barat. Sejak itu, Indonesia menjadi penghasil teh bersama India dan Cina.

Teh dijual dalam bentuk kemasan dirintis oleh Sosro yang menjualnya dengan merek Teh Botol tahun 1969 dan sangat populer di pertengahan 1970-an. Setelah itu muncul merek lain dan teh juga mulai dikemas dalam kotak dan gelas plastik.

Pada awal 2000, muncul teh segar dijual dalam bentuk gelas plastik yang dirintis oleh Teh Poci. Setelah itu muncul berbagai merek mulai Teh Indonesia, Teh Solo, Teh Jawa dan lain-lain. Kebanyakan teh kekinian ini dipasarkan dengan sistem waralaba.

Es Teh S.O.L.O misalnya, menjual franchise di bawah Rp 10 juta. Bisnis kemitraan untuk es teh manis yang satu ini dihargai mulai dari Rp 3,8 juta untuk Paket Booth ekonomis. Adapun, paket booth portable Rp 7,1 juta, booth kontainer kecil Rp 10,7 juta, dan booth kontainer besar Rp 11,9 juta. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mengakses situs resmi Es Teh S.O.L.O pada tautan estehsolo.com.

Bisa Sepopuler Kopi Indonesia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prima Gandhi menyebutkan komoditas teh Indonesia berpotensi memiliki pasar skala internasional yang sama dengan komoditas kopi Indonesia mengingat kapasitas produksi yang dimiliki.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Potensi ekspor teh produksi Indonesia tersebar di berbagai belahan dunia," kata Prima Gandhi saat dihubungi dari Jakarta, 5 Agustus 2022.

Menurut dia, teh Indonesia memiliki potensi pasar yang cukup besar mengingat hasil produksi teh Indonesia berkontribusi sebanyak 2 persen terhadap total produksi dunia. Selain itu, PT Perkebunan Nusantara juga berkontribusi sebesar 41 persen dari total produksi teh nasional.

Pada 2021, komoditas teh Indonesia telah diekspor ke 62 negara tujuan yaitu seperti Malaysia (13,12 persen), Rusia (12,63 persen), dan Australia (10,32 persen).

Oleh karena itu, tambah Prima, Indonesia bisa meningkatkan ekspor komoditas teh dikarenakan permintaan teh yang tinggi seperti halnya dengan kopi.

"Permintaan teh dunia tentunya sangat tinggi mengingat teh merupakan bagian dari gaya hidup sama seperti kopi," kata dia.

Sebelumnya, holding BUMN pangan ID Food melalui Anak usaha sektor Pertanian dan Agro Industri PT Mitra Kerinci mengajak UMKM, petani, pemerintah daerah dan stakeholders mengangkat budaya teh Indonesia.

“Kami berupaya ciptakan ekosistem teh dengan mengangkat kembali budaya teh Indonesia gandeng UMKM dan Petani lokal di Kabupaten Solok Sumatera Barat,” kata Direktur Utama Holding Pangan ID Food Frans Marganda Tambunan.

Festival Es Teh

Maraknya bisnis es teh kekinian, membuat Dewan Teh Indonesia menggelar Weekend Parteas atau Festival Es Teh di Sumarecon Mall Bekasi, Jawa Barat, pada 29 Februari hingga 3 Maret 2024.

"Seperti diketahui akhir-akhir ini banyak menjamur booth es teh di daerah. Kami menyambut gembira bahwa konsumen saat ini mulai gemar minuman teh," kata Direktur Eksekutif Dewan Teh Indonesia (DTI) Hary Hendrato.

"Teh tidak sekedar minuman penyegar. Di dalam teh terdapat manfaat yang besar bagi kesehatan manusia, seperti dapat mencegah diabetes, kanker, dan juga baik untuk diet," katanya.

Hary menyampaikan bahwa DTI mengadakan pelatihan mengenai penyajian teh sesuai dengan standar teh Indonesia guna mendukung upaya pengembangan usaha penjualan teh.

ANTARA dan Andika Dwi berkontribusi pada penulisan artikel ini.

Pilihan Editor Harga MinyaKita Belum Turun, Kemendag: Rantai Distribusi Panjang dan Kompleks

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus