Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, menyatakan telah memetakan daerah rawan banjir di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Daerah Rawan Banjir di Jakarta berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, antara lain di Jakarta Barat: Kembangan Utara, Rawa Buaya, Tegal Alur, Kedoya Selatan, Kedoya Utara. Untuk wilayah Jakarta Selatan: Cipete Utara, Petogogan, Cipulir, Pondok Pinang, dan Ulujami. Daerah Jakarta Timur di Cawang, Balekambang, Kampung Melayu, Bidara Cina, dan Cililitan. Di wilayah Jakarta Utara: Penjaringan, Pluit, Ancol, Pademangan Barat, dan Pademangan Timur; serta Jakarta Pusat: Kebon Melati, Petamburan, dan Bendungan Hilir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Teguh, upaya Pemprov DKI dalam mengantisipasi dampak banjir di sepanjang Sungai Ciliwung di antaranya dilakukan dengan melalukan pengerukan dan pelebaran sungai atau normalisasi guna meningkatkan kapasitas tampung air serta mengembalikan fungsi alami sungai.
"Berkaitan dengan normalisasi Sungai Ciliwung di wilayah DKI Jakarta, Pemprov DKI Jakarta memiliki tugas untuk pembebasan lahan bantaran kali yang dimana pekerjaan fisik normalisasi akan dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU)," kata Teguh pesan tertulis kepada Tempo, Kamis, 30 Januari 2025.
Adapun upaya normalisasi sungai dan kali, kata dia, masih terus dilakukan salah satunya di wilayah Kelurahan Pengadegan dan Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.
Panjang tanggul yang telah terealisasi untuk normalisasi Kali Ciliwung 17,17 kilometer per 2024. "Sehingga tinggal 16,52 kilometer dari total tanggul yang direncanakan sepanjang 33 kilometer," kata dia.
Selain upaya fisik seperti normalisasi sungai, menurut dia, Pemprov DKI Jakarta juga aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat di sekitar Sungai Ciliwung, dilakukan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan sungai dan lingkungan sekitar untuk mencegah penyumbatan aliran air yang dapat menyebabkan banjir.
Masyarakat, kata dia, diajak untuk tidak membuang sampah ke sungai dan berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong membersihkan bantaran sungai. "Selain itu juga memberikan pelatihan kesiapsiagaan bencana kepada warga, termasuk simulasi evakuasi saat terjadi banjir, sehingga masyarakat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi potensi bencana," ucapnya.
Pilihan Editor: BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, Pemprov Jakarta Siapkan Modifikasi Cuaca