Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bakal berimbas ke industri makanan dan minuman. Sebab, ongkos distribusi produk akan meningkat.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman, Adhi S. Lukman, menyatakan mayoritas distribusi produk makanan dan minuman diserahkan ke pihak ketiga. Ketika harga bahan bakar yang mereka gunakan meningkat, biaya angkut diperkirakan juga terdongkrak. Pasalnya, bahan bakar berkontribusi hingga 50 persen terhadap biaya angkut.
Menurut Adhi, biaya logistik dari total biaya produksi berkisar 4-8 persen. “Jika dihitung rata-rata biaya logistik 6 persen dan BBM naik 30 persen, berarti biayanya akan naik sekitar 15 persen,” kata dia, kemarin.
Adhi mengatakan efek kenaikan harga bahan bakar terhadap harga jual belum relatif signifikan. Namun, sebagai antisipasi, dia menyatakan industri akan berdiskusi dengan para penyedia jasa logistik untuk meringankan beban. “Kita tanggung beban bersama,” tuturnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo