Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Warga sekitar tambang menilai kehadiran perusahaan nikel belum memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian masyarakat sekitar.
Meski industri ini menghasilkan produk domestik bruto (PDB) positif sebesar US$ 4 miliar (sekitar Rp 62,8 triliun), keuntungan menurun setelah dampak lingkungan hidup dan kesehatan mulai memperlihatkan efek negatif terhadap total output perekonomian.
Alih-alih meningkatkan perekonomian, pengolahan nikel juga dianggap merugikan pekerja sektor pertanian dan perikanan.
JAKARTA — Penghiliran nikel dianggap belum memberikan keuntungan ekonomi yang signifikan akibat besarnya kerusakan lingkungan yang ditimbulkan. Hal itu dirasakan Pani Arpandi, warga Pulau Wawonii, Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara. Hingga kini ia masih konsisten menentang keberadaan tambang nikel di daerahnya.
Menurut dia, kehadiran perusahaan nikel belum memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian warga lokal. “Malah yang terlihat dampak lingkungan. Sudah lima hari belakangan air konsumsi masyarakat di Desa Roko-Roko, dekat beroperasinya tambang, menjadi keruh,” ujarnya saat dihubungi kemarin.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo