Penumpang Tertinggal di Gerbong Digital

Perusahaan teknologi berlomba menggelar program pelatihan pemanfaatan Internet di perdesaan. Upaya memeratakan manfaat di era ekonomi digital.

2 Oktober 2021 | 00.00 WIB

ic:round-whatsapp file-icons:telegram

material-symbols:fullscreenPerbesar

Relawan dari Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita saat sharing kepada para perempuan muda untuk pemanfaatan teknologi digital pada ponsel, di Lebak, Banten. Foto: Dokumentasi Asosiasi PPSW

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

Kemajuan pesat e-commerce cenderung hanya dinikmati masyarakat perkotaan.
Sejumlah lembaga melatih masyarakat desa agar bisa memanfaatkan perangkat online.
Butuh campur tangan pemerintah untuk mengurai keterbatasan jaringan dan logistik.

SEBELUM menjadi pedagang pempek dalam ekonomi digital yang kondang dan melayani penjualan ke seluruh Indonesia, Devi Indriani dan Sigid Widagdo hanyalah pasangan suami-istri yang berdagang pempek berbasis pesanan. Maksudnya, jika tak ada pesanan yang masuk ke telepon seluler mereka, Devi sebagai pemrakarsa bisnis ini benar-benar tidak akan mengolah makanan khas Palembang itu.

Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini

Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
Akses penuh seluruh artikel Tempo+
Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
Fitur baca cepat di edisi Mingguan
Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo

Lihat Benefit Lainnya

tokopedia

platform-digital

ekonomi-digital

transaksi-digital

e-commerce

Khairul Anam

Redaktur ekonomi Majalah Tempo. Meliput isu ekonomi dan bisnis sejak 2013. Mengikuti program “Money Trail Training” yang diselenggarakan Finance Uncovered, Free Press Unlimited, Journalismfund.eu di Jakarta pada 2019. Alumni Universitas Negeri Yogyakarta.

Edisi 2 Oktober 2021