Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Asal Bukan Mochtar

Komisaris dan direksi Bank Lippo akan diganti Selasa ini. Mochtar Riady akan bertahan?

13 April 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Hotel Dharmawangsa, Selasa ini, Mochtar Riady akan tahu apakah masih boleh mengatur Lippo Bank atau tidak. Rapat umum pemegang saham hari itu memang punya agenda khusus: mengganti komisaris dan direksi. Badan Pengawas Pasar Modal menyimpulkan mereka ceroboh dan melanggar prinsip kehati-hatian dalam mengelola bank sehingga sangat layak diganti. Sejumlah nama sudah beredar. Badan Penyehatan Perbankan Nasional, sebagai pemegang saham mayoritas, sudah mempersiapkan calon. Disebut-sebut dua calon akan memperebutkan posisi direktur utama yang dijabat I G. Made Mantera: Emir Satar, yang sekarang menjadi Direktur Keuangan Garuda, dan Soebowo Musa, staf ahli di BPPN. Sedangkan dua direktur akan dipertahankan untuk kelangsungan perbankan. Satu dari level wakil presiden direktur dan satunya lagi dari direksi. Sebagai pemilik saham lama, Lippo Group tak berdiam diri. Sebuah sumber menyebutkan grup ini berjuang keras mempertahankan Mochtar Riady pada posisi komisaris. Sulit rupanya bagi Lippo untuk hidup tanpa sang bapak pendiri. Lagi pula Lippo Group lahir dan menjadi besar karena peran besar Bank Lippo. Dan Mochtar Riady, selain berperan sebagai bapak pendiri, adalah juga sang filsuf yang menjadi pemikir utama dalam grup usaha yang mengibarkan panji-panji Lippo. Seperti diketahui, Bank Lippo, yang mendapatkan kucuran bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI), harus merelakan sebagian sahamnya dikuasai pemerintah. Tapi, yang menakjubkan, posisi Mochtar tak tersentuh. Sebagai pengawas utama, dia masih leluasa mengatur bank ini dan juga mengalirkan dana ke grup yang kehabisan "darah". "Bank Lippo itu sumber duit mereka. Tak aneh, Mochtar akan dipertahankan mati-matian," kata sumber itu. Dalam usaha mempertahankan Mochtar, mereka punya kartu truf: investment management performance agreement (IMPA). Dalam kesepakatan itu tercantum bahwa ketika program rekapitalisasi dilakukan, Mochtar menyetorkan dana triliunan rupiah, dan andaikata Mochtar dilengserkan dari singgasananya di Bank Lippo, duit itu akan ditarik. Akibatnya, Bank Lippo kelimpungan. Negosiasi yang berlangsung antara keluarga Riady dan BPPN kabarnya berlangsung alot. Sejauh ini, tak ada komentar dari pemilik Lippo Group tentang perundingan itu. Saat dihubungi, Direktur Pelaksana Lippo Group, Roy Tirtadji, mematikan telepon selulernya. Tapi Deputi BPPN, I Nyoman Sender, mengakui bahwa perundingan belum selesai. "Kita ajak bicara mereka supaya di RUPS enak. Kalau rapat batal, banknya bisa hancur," katanya. Dia menilai wajar bila Mochtar ingin bertahan. "Siapa sih yang rela keluar dari bank yang didirikannya?" kata Nyoman. Tapi BPPN, sebagai pemegang saham mayoritas, punya hitung-hitungannya sendiri. Mochtar bisa dipertahankan, tapi bisa juga ditendang. Kalaupun BPPN mempertahankannya, Nyoman memastikan keputusan itu bukan karena desakan keluarga Riady. Juga bukan karena IMPA. Nyoman mengatakan IMPA sudah tak dipakai karena sudah kedaluwarsa pada Mei 2002. Katanya, perjanjian ini tak memberikan keistimewaan apa pun pada grup itu. Nyoman tak takut dengan ancaman penarikan dana. Pemerintah, katanya, bisa mencari dana lain. Yang penting, direksi yang baru harus bekerja untuk itu. Juga dikatakan bahwa keluarga Riady harus tahu diri dengan tidak memaksakan keinginannya. Pemerintah sudah membantu grup ini triliunan rupiah sehingga banknya tidak mati. "Ngaca, dong. Lippo bisa ditutup kalau pemerintah tak membantu. Harus take and give, jangan mau menang sendiri," kata Nyoman. Ekonom Indef, Dradjad Wibowo, mengatakan bahwa Mochtar sudah tak pantas lagi mengawasi Lippo karena gagal melaksanakan tugasnya. Keluarga Riady harus menunjuk orang lain menjadi wakil mereka di bank tersebut. Dia juga mengkritik pemerintah yang seperti tak punya nyali setiap kali menghadapi konglomerat. Tangan mereka seperti terikat kalau menghadapi pengusaha besar yang utangnya juga besar itu. Akibatnya, keputusan mengganti Mochtar sangat sulit. Padahal ini pekerjaan mudah, semudah membalik telapak tangan. Diperkirakan, tekanan opini publik akan membuat mereka memilih jalan ini: Mochtar hanya akan diturunkan derajatnya, dari presiden komisaris menjadi anggota komisaris. Selain itu, Dradjat menyangsikan IMPA yang disebut-sebut bisa membuat pemerintah tak dapat menyentuh Mochtar. Jikapun demikian, pemerintah bisa membatalkan perjanjian tersebut karena merugikan publik, atau meminta wakil lain, asal bukan Mochtar. Apakah taipan bernama asli Lie Mo Tie ini akan tersisihkan dari lingkar atas Bank Lippo, soal itu akan terjawab minggu ini. Nyoman mengatakan bahwa semua nama calon komisaris dan direksi sudah di tangan Ketua BPPN. Dan Jumat malam pekan lalu, nama-nama itu sudah disodorkan Syafruddin Temenggung kepada Menteri Negara BUMN Laksamana Sukardi. Leanika Tanjung, Setri Yasra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus