Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Asean incorporated ?

Seminar sehari di singapura membahas proyeksi ekonomi dan politik kawasan asean dalam konteks globa lisasi ekonomi dunia. pengusaha perantau cina ber peran dalam pembangunan ekonomi di asean.

24 November 1990 | 00.00 WIB

Asean incorporated ?
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
ASEAN Business Summit bukanlah pertemuan puncak antarkonglomerat ASEAN, melainkan seminar yang dalam kata-kata penyelenggaranya, Drs. Christianto Wibisono, membahas sejarah serta perkembangan masa kini dan masa depan keenam negara anggota asosiasi regional tersebut. Dalam persiapan relatif singkat -- hanya dua bulan -- Direktur PDBI (Pusat Data Business Indonesia) itu tidak saja mengumpulkan data tentang sejumlah perusahaan besar di ASEAN, tapi mengundang beberapa pakar kenamaan di kawasan ini, untuk ikut memberi bobot bagi diskusi yang berlangsung di Hotel Oriental, Singapura, Jumat pekan lalu. Terbagi atas dua bagian, seminar lebih dahulu membahas topik profil dan anatomi konglomerat di ASEAN, dengan tiga pembicara, Christianto Wibisono, Prof. Yoshihara Kunio (lihat Boks) dari Jepang, dan Prof. S.Y. Lee dari Singapura. Sebagai pakar ekonomi yang banyak mendalami sejarah bisnis modern di Asia Tenggara, Kunio memaparkan berdirinya grup-grup bisnis besar, yang bermula di Indonesia -- dengan tokoh Oei Tiong Ham -- yang kemudian diikuti pembentukan kelompok usaha seperti San Miguel (Filipina), Overseas Chinese Banking Corp. (OCBC) di Singapura dan grup Bangkok Bank dengan pendirinya Chin Sophonpanich (Muangthai). Dalam perjalanan sejarahnya sampai dekade ini, Kunio melihat bahwa dinamika ekonomi ASEAN lebih digerakkan oleh kegiatan di bidang keuangan dan perdagangan daripada industri. Singkatnya, ia belum menemukan basis industri yang kuat di kawasan ini, padahal basis itu menurut Kunio sangat penting agar, dalam arena globalisasi ekonomi, perusahaan-perusahaan di ASEAN bisa tetap kuat dan bertahan. Adapun Christianto, yang mengambil teori Kenichi Ohmae sebagai titik tolak makalahnya, memperkirakan bahwa di masa depan yang dekat, para pengusaha di kawasan ini akan bertransformasi dari tahap konglomerat nasional menjadi konglomerat ASEAN. Terlepas dari berbagai hambatan politik dan birokrasi yang ada, Christianto memonitor gejala-gejala yang kuat ke arah terbentuknya ASEAN Inc., kelak kemudian hari. Kenichi Ohmae meluncurkan konsep Triod Power yang diproyeksikannya sebagai tiga superkuat baru dalam globalisasi ekonomi dunia. Ketiganya adalah masyarakat Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat. Dalam konteks ini, jika saja negara-negara ASEAN bertindak dalam rangka kemajuan ekonomi ASEAN sebagai sebuah kelompok, masyarakat Eropa misalnya, kawasan ini juga bisa muncul sebagai satu kekuatan ekonomi. Adapun diskusi dengan topik "ekonomi politik di ASEAN" menampilkan tiga pembicara, yakni Dr. Bruce Gale, Dr. Leo Suryadinata, dan Dr. Hank Lim. Menarik dicatat pendapat Dr. Bruce yang memperkirakan bahwa tidak akan ada perubahan politik di setiap negara ASEAN kendati ada pergantian kepemimpinan bahwa Muangthai akan menjadi pusat keuangan yang penting di kawasan ini dan Indonesia akan memegang peranan utama dalam gerakan Nonblok sementara itu, ASEAN hanya akan berperan sebagai organisasi simbolis yang sangat longgar ikatannya. Di pihak lain Leo Suryadinata memperhitungkan bahwa Singapura, Malaysia, dan Indonesia bersama-sama akan merupakan sebuah sistem subregional, yang akan berkembang lebih cepat daripada negara ASEAN lainnya. Teori ini bertentangan dengan proyeksi Bruce Gale yang meramalkan bahwa Muangthai, Indocina, dan Vietnam akan tumbuh sebagai satu kekuatan ekonomi yang perlu diperhitungkan kelak di kawasan ini. Dr. Hank Lim tidak melihat bloking semacam itu, sebaliknya malah menganjurkan agar ASEAN "go global". Lim bertanya, "mengapa ASEAN tidak bekerja sama untuk menembus pasar dunia, dan untuk itu kalau perlu membentuk lembaga seperti Jetro." Tentu saja ketiga pakar ilmu politik itu, sebagaimana tiga pakar ekonomi yang tampil terdahulu, sama-sama menyadari bahwa dalam kenyataannya berbagai aspek dan hambatan jauh lebih rumit daripada yang tertera di atas kertas. Namun, semua ahli itu tampaknya sepakat dalam tiga hal: dinamika ekonomi ASEAN sangat bergantung pada sektor swasta pengusaha perantau Cina akan sangat berperan dalam pembangunan ekonomi di kawasan ini dan dalam globalisasi ekonomi ASEAN tidak punya pilihan lain, kecuali harus bisa kompetitif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus