Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Asosiasi Prediksi Ekspor Kopi Tahun Ini Menurun, Apa Sebabnya?

Ketua Departemen Spesialisasi dan Industri BPP Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Moelyono Soesilo memprediksi ekspor kopi bakal menurun tahun ini. Terutama pada periode semester II.

1 Agustus 2023 | 17.43 WIB

Pekerja memetik biji kopi robusta saat panen raya di Perkebunan Kopi Getas, Afdeling Assinan, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis 29 Juli 2021. PTPN IX memproyeksikan produksi panen raya biji kopi kering robusta kualitas ekspor tahun 2021 di unit perkebunan seluas 341,45 hektare tersebut mencapai 371 ton atau meningkat 700 persen dari tahun 2020 lalu yang hanya mencapai 43 ton. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Perbesar
Pekerja memetik biji kopi robusta saat panen raya di Perkebunan Kopi Getas, Afdeling Assinan, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis 29 Juli 2021. PTPN IX memproyeksikan produksi panen raya biji kopi kering robusta kualitas ekspor tahun 2021 di unit perkebunan seluas 341,45 hektare tersebut mencapai 371 ton atau meningkat 700 persen dari tahun 2020 lalu yang hanya mencapai 43 ton. ANTARA FOTO/Aji Styawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Departemen Spesialisasi dan Industri BPP Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Moelyono Soesilo memprediksi ekspor kopi bakal menurun tahun ini. Terutama pada periode semester II. Pasalnya, produksi kopi menurun imbas kemarau basah yang terjadi pada 2022.

"Pengaruhnya di tahun ini. Semester I kemarin tidak signifikan karena masih ada sisa panen pada 2022," kata Moelyono ketika ditemui di Auditorium Kementerian Perdagangan atau Kemendag pada Selasa, 1 Agustus 2023. 

Imbas musim kemarau basah ini, Moelyono mengatakan potensi penurunan produksi kopi bisa mencapai 25 persen. Sedangkan penurunan ekspor bisa 30 hingga 35 persen. "Karena kebutuhan dalam negeri juga tinggi, jadi harus diserap di dalam negeri dulu."

Adapun, menurut Moelyono, nilai ekspor kopi Indonesia tahun lalu mencapai US$ 1 miliar. Sekitar 25 persen atau sekitar US$ 230 juta di antaranya, merupakan hasil ekspor ke Uni Eropa. Adapun kopi yang dieskpor ke negara tersebut, kata Moelyono, setidaknya sebanyak 85 ribu ton.

Kini dengan adanya ancaman hambatan akibat UU Anti Deforestasi Uni Eropa,AEKI bakal mencari potensi pasar dari negara lain. Misalnya, mengalihkan ke Eropa Timur dan negara-negara Timur Tengah. Kemudian, negara-negara ASEAN, seperti Malaysia dan Filipina.

"Kami di asosiasi optimistis. Eropa menghambat, kami alihkan ke negara lain," tutur Moelyono. "Konsumsi di negara sendiri juga meningkat."

Pilihan editor: Tanggapi UU Anti-Deforestasi Uni Eropa, Eksportir Kopi Indonesia Bakal Cari Pasar Lain

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus