Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Astra Infra memutuskan mundur dari konsorsium PT Trans Bumi Serbaraja, badan usaha jalan tol (BUJT) yang memegang konsesi jalan tol Serpong-Balaraja. CEO Toll Road Business Group Astra Infra Krist Ade Sudiyono mengatakan perseroan memilih hengkang dari konsorsium karena ingin berfokus pada jalan tol yang sudah beroperasi saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: Sri Sultan HB X Sepakati Pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Solo
Astra Infra baru saja mengakuisisi 44,5 persen saham PT Jasamarga Surabaya Mojokerto (JSM) dari dua pemegang saham senilai Rp 1,7 triliiun pada Mei 2019 lalu. Sementara itu, di PT Trans Bumi Serbaraja, Astra Infra lewat PT Astra Tol Nusantara sempat memegang porsi saham 25 persen.
Sejak 2016, Astra Infra bermitra dengan PT Bumi Serpong Damai Tbk. dan PT Transindo Karya Investama dengan membentuk PT Trans Bumi Serbaraja. BSD menguasai 50 persen saham sedangkan Transindo dan Astra Infra masing-masing 25 persen.
Berdasarkan laporan keuangan BSD per Maret 2019, BSD telah membeli 75.000 lembar saham Trans Bumi Serbaraja dari Astra Tol Nusantara dan Transindo senilai Rp 90,92 miliar. Dengan demikian, kongsi BSD dengan Astra Tol dan Grup Kompas di ruas Serpong-Balaraja berakhir.
Baca juga: Penetapan Lokasi Jalan Tol Yogyakarta-Bawen Ditargetkan Bulan Ini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk diketahui, Trans Bumi Serbaraja memenangkan lelang pengusahaa jalan tol Serpong-Baralaja pada Maret 2016. Dalam catatan Bisnis, Trans Bumi Serbaraja menggunakan keistimewaan hak menyamakan penawaran dalam proses lelang. Hal ini bisa dilakukan karena konsorsium BSD merupakan pihak pemrakarsa dalam proyek tersebut.
Pada Desember 2016, Trans Bumi Serbaraja juga sudah mendapatkan komitmen pinjaman dari sindikasi perbankan dan lembaga keuangan senilai Rp4,3 triliun dengan tenor 15 tahun untuk pembiayaan jalan tol Serpong-Balaraja. Para kreditor adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero). Bank Mandiri memberikan fasilitas senilai Rp2,6 triliun, BNI Rp1 triliun, dan SMI Rp700 miliar.
BISNIS