Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Sekali Negosiasi, Dua Pabrik Berdiri

Indonesia Battery Corporation mengejar realisasi investasi pabrik baterai dari Korea Selatan dan Cina. Penghiliran diklaim mujarab mendongkrak penetrasi pasar kendaraan listrik.

20 November 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Joko Widodo saat meresmikan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, 15 September 2021. ANTARA/Biro Pers Media Setpres/Agus Suparto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • IBC memfinalkan pembentukan perusahaan patungan dengan LG.

  • Dilatarbelakangi ambisi mengintegrasikan hulu dan hilir industri kendaraan listrik berbasis baterai.

  • Investasi Cina mengantre di belakang Korea Selatan.

NEGOSIASI antara PT Industri Baterai Indonesia alias Indonesia Battery Corporation (IBC) dan LG Chem Limited pada Kamis, 18 November lalu, memakan waktu hingga seharian penuh. Pembahasan rencana pembentukan joint venture yang disiapkan kedua entitas telah sampai pada bagian krusial: struktur perusahaan baru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Struktur perusahaan baru itu akan menjadi dasar skema kerja sama IBC dan LG, yang sedang membangun perusahaan patungan di sektor hilir pengembangan ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai. “Terms-nya (prasyarat) sudah dibahas,” kata Direktur Utama IBC Toto Nugroho, Kamis malam, 18 November lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IBC memang sedang dikejar waktu. Perjanjian pembentukan perusahaan patungan ditargetkan diteken tahun depan. Perusahaan bersama ini akan menggarap sejumlah proyek, di antaranya pabrik baterai di Karawang, Jawa Barat.

Proyek senilai US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 15,9 triliun itu akan menghadirkan pabrik sel baterai kendaraan listrik berkapasitas 10 gigawatt-jam. Proyek ini hanya satu dari beberapa rencana investasi konsorsium LG dan Hyundai—meliputi Hyundai Motor Company, Kia Corporation, Hyundai Mobis, dan LG Energy Solution—di Indonesia yang totalnya bakal mencapai US$ 9,8 miliar.

Pada 15 September lalu, peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan pabrik digelar di Karawang. Ketika meresmikan groundbreaking, Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah akan mendukung pengembangan ekosistem industri baterai dan kendaraan listrik dengan memberikan kemudahan perizinan dan kepastian hukum. “Langkah ini sekaligus menjadi upaya Indonesia keluar dari jebakan negara pengekspor bahan baku,” ujarnya.

Presiden Joko Widodo bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjajal mobil listrik di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show 2021, di ICE BSD, Serpong, Tangerang, Banten, 16 November 2021. ANTARA/Muhammad Iqbal

Jokowi optimistis Indonesia menjadi produsen utama produk berbasis nikel, termasuk baterai mobil listrik, dalam tiga-empat tahun mendatang. “Nilai tambah akan meningkat enam-tujuh kali lipat jika nikel menjadi sel baterai. Kalau jadi mobil listrik, nilainya bertambah sebelas kali lipat.”

Menurut Toto, para investor sebenarnya lebih mengincar cadangan nikel di Tanah Air. Mereka ingin menggarap bisnis hulu pertambangan, membangun fasilitas pengolahan (smelter), lantas mengekspor hasilnya dalam bentuk bahan setengah jadi seperti nikel sulfat (NiSO4) yang merupakan bahan prekursor katoda baterai litium. Saat ini sebanyak 70-80 persen suplai NiSO4 dunia berasal dari Indonesia.

Tapi pemerintah ingin membangun industri yang terintegrasi dari hulu sampai hilir. Poin ini, Toto menambahkan, menjadi pegangan IBC dalam proses negosiasi dengan LG. “Kami ingin mereka memastikan komitmen hilirisasi sampai ke baterai,” tutur Toto. “Yang dinegosiasikan porsi hilirisasinya supaya ditambah. Jangan sekadarnya. Itu yang kami paksakan, hilirisasi maksimal.”

Di sisi hulu, Toto melanjutkan, perusahaan patungan juga akan dibentuk oleh PT Aneka Tambang Tbk atau Antam dan LG. Sebagai badan usaha milik negara yang memegang izin usaha pertambangan, Antam didorong menggenggam porsi saham mayoritas perusahaan joint venture di sektor hulu.

Sedangkan usaha di sisi hilir, dari smelter, refinery, prekursor, sampai recycling, akan dilakoni perusahaan patungan IBC dan LG. Tidak seperti Antam yang menjadi pengendali perusahaan di sektor hulu, IBC akan menjadi pemegang saham minoritas perusahaan bersama di sektor hilir. Pasalnya, LG datang dengan teknologi, pangsa pasar, dan pembiayaan. “Porsi saham masih dinegosiasikan. Tapi kami tahu diri, enggak akan mayoritas, 30-40 persen,” ucap Toto.

•••

MENYAMBANGI penyelenggaraan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di Indonesia Convention Exhibition, Tangerang, Banten, Presiden Joko Widodo kembali menunjukkan ambisinya terhadap pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai. Pada Rabu, 17 November lalu, itu, Jokowi menjajal mobil listrik Mitsubishi Minicab MiEV. Didampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, ia menyetir satu kali putaran, mengelilingi halaman depan gedung pameran.

Jokowi juga melirik mobil listrik MG ZS EV dan MG 5 EV yang dipajang MG Motor di Hall 3A. MG Motor, bagian dari SAIC Motor Group—badan usaha milik negara otomotif Cina yang berbasis di Shanghai—sebenarnya telah memperkenalkan MG ZS EV di Indonesia pada April lalu. Sedangkan MG 5 EV menjadi mobil estate listrik pertama di dunia yang diluncurkan perdana dalam pameran GIIAS 2021.

Dalam acara itu, Jokowi kembali mendorong produksi kendaraan ramah lingkungan. Ia sempat menggelar pertemuan singkat dengan sejumlah pemimpin perusahaan agen tunggal pemegang merek (ATPM) otomotif yang turut hadir. Jokowi menekankan upaya pemerintah membangun ekosistem kendaraan listrik. “Saya sampaikan apa yang menjadi concern kita dan apa yang harus dilakukan bersama untuk masa depan,” katanya.

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) meresmikan pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Karawang Jawa Barat, pada 15 September 2021. presidenri.go.id

Upaya mengembangkan ekosistem kendaraan listrik juga digeber oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Perusahaan negara sektor kelistrikan ini telah membangun 50 unit stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). PLN menargetkan penambahan 67 unit SPKLU di berbagai lokasi hingga akhir tahun ini. Perseroan juga menciptakan aplikasi Charge.IN yang terintegrasi dengan super-app PLN Mobile. Pelanggan bisa mencari informasi keberadaan SPKLU terdekat dan pengalaman tentang kendaraan listrik lain dalam satu aplikasi.

Untuk mendukung program itu, PLN bekerja sama dengan sejumlah ATPM otomotif. Untuk memudahkan pembelian kendaraan listrik, kerja sama ini menjamin adanya pelayanan langsung pemasangan peralatan home charging oleh PLN begitu pelanggan membeli mobil listrik. Layanan juga meliputi penambahan daya, integrasi Charge.IN, hingga diskon tarif 30 persen untuk pengisian daya kendaraan listrik pada pukul 22.00-05.00.

Di luar itu, Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia PLN Syofvi Felienty Roekman mengatakan PT Haleyora Power—anak usaha PLN—bekerja sama dengan PT Wika Industri Manufaktur (WIMA) menyediakan sepeda motor listrik sebanyak 264 unit. WIMA adalah anak usaha PT Wika Industri dan Konstruksi alias cucu usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Sementara itu, pabrik mobil listrik Hyundai di kawasan Greenland International Industrial Center, Deltamas, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, yang pembangunannya berlangsung sejak tahun lalu, akan beroperasi mulai Maret 2022. Lewat siaran pers, 26 Oktober lalu, Kementerian Perindustrian menyebutkan Hyundai akan memproduksi 1.000 unit mobil per tahun pada tahap awal. Hyundai Motor Company juga berkomitmen menanamkan modal sebesar US$ 1,55 miliar secara bertahap hingga 2030.

Rencana investasi itu akan disusul pendirian pabrik baterai LG yang diproyeksikan beroperasi mulai 2023. Menurut Toto Nugroho, pembangunan pabrik memerlukan waktu satu-satu setengah tahun mulai 2021. Untuk sementara, sebagian bahan baku harus diimpor, terutama anoda. Sedangkan katoda bisa dibuat menggunakan material berbasis nikel. Produk akhir pabrik ini berupa baterai sel berukuran kecil. “Lalu dirakit menjadi battery pack, untuk masuk ke mobil yang diproduksi di pabrik Hyundai,” ujarnya.

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal juga mengungkapkan rencana pembangunan pabrik baterai oleh produsen kendaraan listrik asal Cina, Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL). Rencananya, pembangunan dimulai pada akhir Desember mendatang.

Menurut Toto, CATL juga bersedia memperbesar kapasitas melebihi pabrik baterai LG di Karawang. “Mereka berkomitmen 30 gigawatt,” ucapnya.

Di sektor hulu, perusahaan akan bekerja sama dengan tambang Antam di Buli, Maluku Utara. Sedangkan pabrik baterai akan dibangun di Kalimantan Utara—di daerah tempat akan dikembangkan pembangkit listrik tenaga air terbesar se-Asia Tenggara dengan kapasitas daya hingga 9.000 megawatt. “Proposal terakhir seperti itu. Sampai battery cell pack,” kata Toto.

Dalam proyek baterai CATL ini pun Indonesia Battery Corporation akan masuk ke skema joint venture. Toto mengatakan idealnya proyek tak berhenti di baterai, tapi terintegrasi dengan pabrik kendaraan listrik. CATL bisa menggandeng Wuling atau produsen kendaraan listrik Cina lain. Dengan terintegrasinya industri nikel di hulu sampai pabrik kendaraan listrik di hilir, harga mobil listrik diproyeksikan turun 20-30 persen. Dengan begitu, pasar kendaraan listrik nasional diyakini bisa berlari lebih cepat.

DICKY KURNIAWAN
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Retno Sulistyowati

Retno Sulistyowati

Alumnus Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Bergabung dengan Tempo pada 2001 dengan meliput topik ekonomi, khususnya energi. Menjuarai pelbagai lomba penulisan artikel. Liputannya yang berdampak pada perubahan skema impor daging adalah investigasi "daging berjanggut" di Kementerian Pertanian.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus