Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Harga telur ayam ras terus menanjak di pasar-pasar tradisional. Dari kisaran harga yang biasanya paling tinggi Rp 27 ribu per kilogram, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mencatat harga komoditas pangan ini terus merangkak hingga menembus Rp 30 ribu per kilogram.
Harga telur saat ini bahkan diklaim oleh para pedagang pasar sebagai yang tertinggi dalam lima tahun terakhir. "Per hari ini bahkan sudah ada yang jual Rp 32 ribu per kilogram. Ini menurut saya rawan, ya, karena belum pernah kami mengalami harga sekian. Biasanya paling tinggi Rp 27 ribu," ujar Ketua Umum Ikappi, Abdullah Mansuri, kepada Tempo, kemarin.
Mansuri mengatakan tingginya harga telur ayam itu bisa disebabkan oleh banyak hal. Dari harga day old chick (DOC) alias anak ayam berumur satu hari yang dijual kepada peternak untuk dibiakkan menjadi ayam petelur, harga pakan ternak, hingga kuantitas produksinya. Di sisi perdagangan, ia menduga produksi telur ayam tidak mencukupi permintaan di pasar.
Menyitir data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS Nasional) kemarin, harga rata-rata telur ayam ras segar di pasar tradisional menginjak Rp 31.300 per kilogram. Kalau dilihat berdasarkan daerah, harga terendah masih didapati di Jambi, yaitu sebesar Rp 26.450 per kilogram. Adapun harga tertinggi terdapat di Papua, yaitu Rp 39.650 per kilogram. Harga tersebut jauh di atas harga acuan pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 Tahun 2020, yaitu Rp 24 ribu per kilogram di tingkat konsumen.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo