Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bahlil Minta Perbankan Investasi di Smelter Nikel, Ini Respons Ekonom BCA

Ekonom BCA David Sumual angkat bicara soal permintaan Menteri Bahlil supaya perbankan nasional untuk ikut berinvestasi dalam membiayai smelter nikel.

3 Maret 2024 | 15.28 WIB

Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), saat ditemui di area acara Peresmian Pembukaan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, pada Kamis, 15 Februari 2024 di JIExpo Convention Center & Theater, Jakarta Utara. TEMPO/Adinda Jasmine
Perbesar
Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), saat ditemui di area acara Peresmian Pembukaan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, pada Kamis, 15 Februari 2024 di JIExpo Convention Center & Theater, Jakarta Utara. TEMPO/Adinda Jasmine

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Bank Central Asia atau BCA, David Sumual angkat bicara soal kemungkinan perbankan nasional untuk ikut berinvestasi dalam membiayai smelter nikel. Dia mengungkapkan, eksposur perbankan di sektor-sektor yang terkait dengan nikel sudah relatif meningkat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Eksposurnya sudah besar, sih. Lumayan besar eksposur kami di hilirisasi nikel," kata David dalam agenda Economic Outlook 2024 BCA di ICE BSD City, Tangerang pada Sabtu, 2 Maret 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Eksposur itu, kata dia, tak melulu di hulu. Ada banyak pihak yang terlibat dalam proses dari hulu ke hilir. "Bisa saja tidak di hulunya, tapi bisa juga kan ke hilir ini banyak yang terlibat. Distributornya atau misalnya pemasoknya. Dan juga nikel ini hilirisasinya tahapannya."

Dia menyebut, sebenarnya banyak bank-bank Tanah Air yang telah masuk untuk berinvestasi. Bahkan, bank swasta sekalipun, termasuk di antaranya BCA. 

"Nah, sebenarnya bank itu kan ada istilah banks follow trade, ya. Trade and investment. Jadi kalau misalnya pelaku usaha memang yakin bahwa kondisinya memungkinkan, mereka akan masuk ke sana, bank juga tentu akan follow," tutur David. 

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta perbankan nasional untuk berinvestasi membiayai smelter nikel sebagai upaya hilirisasi. Bahlil menyebut, selama ini industri smelter nikel di Indonesia masih dimiliki investor asing. 

"Karena memang perbankan asing yang mau membiayai untuk pembangunan industri itu," kata Bahlil dalam acara BNI Investor Daily Summit 2023 di Jakarta pada 25 Oktober 2023.

Menurut dia, balik modal dari pembangunan industri smelter terhitung cepat. Bahlil menyebut, anggapan bahwa devisa hilirisasi nikel dimanfaatkan pihak asing ada benar dan tidak benarnya. Pasalnya, investor memang harus mengembalikan pinjaman dan bunga kredit ke luar negeri. 

"Tetapi keuntungan dan opex-nya itu semua masuk ke Indonesia," tuturnya.

Oleh sebab itulah Bahlil meminta perbankan nasional dan investor nasional untuk berinvestasi membangun industri strategis. "Itu opportunity bagus sekali," kata dia. 

Menurut David, perbankan tentu akan mempertimbangkan dahulu faktor-faktor risiko. Di samping bahwa kesempatan tersebut menjadi peluang bisnis, namun tak dipungkiri memang ada risikonya. 

"Satu kendala ini memang untuk hilirisasi ini memerlukan capital dan human capital. Capitalnya sendiri juga banyak memerlukan US Dollar base liquidity. Nah, ini kan kita gak bisa produksi. Kalau Amerika tinggal cetak, kalau kita perlu underlying liquidity juga. 

Underlying liquidity ini, kata David, didapatkan dari luar seperti eksportir dan dana masuk dari portofolio atau investasi lain. 

Kendala lain adalah perbedaan mata uang dalam pendanaan. Pasalnya, tak semuanya dalam bentuk rupiah. "Nah, sedangkan bank-bank nasional kuatnya di pendanaan rupiah, bukan pendanaan valas," ujarnya.

ANNISA FEBIOLA | RIRI RAHAYU



close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus