Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan infrastruktur dan layanan digital SM+ bersama LG Sinarmas menggandeng perusahaan investasi terbesar asal Korea Selatan, Korea Investment Real Asset Management (KIRA), membangun pusat data bisnis di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Director & CEO SM+ Holdings Herson Suindah menjelaskan, kolaborasi ini dibangun dengan formasi SM+ dan KIRA sebagai investor yang menyumbang dana lebih dari US$ 300 juta atau Rp 4,9 triliun (kurs Rp16.335 per dolar AS). Sementara LG Sinar Mas nantinya bertugas menjadi operator.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menuturkan, pusat data ini dicanangkan akan menjadi pusat data terbaru dan tercanggih di Asia Tenggara. Pusat data yang diberi nama SMX01 itu ditargetkan mulai beroperasi pada semester kedua di 2026 dengan kapasitas tampung 18 MW hingga 60 MW. Ia menyebut pembangunan ini merupakan awal dari tumbuhnya ekonomi digital Asia Tenggara yang diproyeksikan sebesar US$ 1 triliun atau Rp 16,3 kuadriliun di 2030.
"SMXO1 akan mendorong Indonesia menjadi pusat transformasi dan inovasi teknologi di Asia Tenggara," kata Herson dalam konferensi pers peletakan batu pertama pembangunan pusat data SMX01 di Jakarta, Kamis, 6 Maret 2025.
Harson menuturkan, pusat data tersebut dirancang memiliki 40 MW IT load. IT load adalah power atau listrik yang masuk khusus ke dalam server. Dengan begitu, pusat data ini mampu menampung 2.400 rak yang terbagi ke dalam sembilan data hall. Masing-masing hall akan menampung 340 rak yang dapat disesuaikan dengan permintaan customer.
Selain itu, SMX01 juga menawarkan fleksibilitas tinggi untuk beragam kebutuhan pusat data, seperti layanan colocation, hyperscale dengan kepadatan daya tinggi, serta aplikasi teknologi yang berkembang pesat seperti Artificial Intelligence (AI) dan machine learning. "Melalui pusat data ini, kami memungkinkan penerapan teknologi canggih, mengurangi latency jaringan penggunaan akhir, mempercepat masuknya perusahaan global, dan mendukung beban kerja AI," tutur dia.
Pusat data tersebut akan dibangun dengan 11 lantai di kawasan Jl Kuningan Mulia, Setia Budi, Jakarta Selatan, sejajar dengan gedung Mulitivision Tower dan Menara Kuningan. Menurut Harson, kawasan ini dipilih lantaran wilayah itu termasuk ke dalam titik Central Business District (CBD) di Jakarta. "Karena di sinilah adalah jantung dari internet network di seluruh Indonesia," kata dia.
Sebagai informasi, SM+ merupakan perusahaan investasi infrastruktur dan layanan digital yang beroperasi di bawah PT Dian Swastika Sentosa Tbk. Perseroan yang juga menjadi perusahaan induk dari pilar bisnis energi dan infrastruktur Sinar Mas.
KIRA ialah perusahaan investasi asal Korea yang memiliki spesialisasi dalam pengelolaan dana pada alternative asset, real estate, dan infrastruktur. Per Desember 2024, KIRA mengelola dana sebesar US$ 5 miliar atau Rp 81,65 triliun. KIRA ini merupakan anak usaha langsung dari Korea Investment Holdings (KIH), perusahaan induk keuangan non-bank pertama di Korea dengan total aset sebesar US$ 66,8 miliar atau Rp 1,09 kuadriliun.