Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bank Indonesia: Tony Prasetiantono Selalu Memberi Masukan Berguna

Meninggalnya ekonom Senior Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono mendapat banyak simpati dari berbagai pihak.

19 Januari 2019 | 10.24 WIB

Saat jenazah  ekonom UGM Tony Prasentiantono dibawa dari rumah duka menuju komplek pemakaman keluarga UGM Sawit Sari Yogya Jumat, 18 Januari 2019. Tempo/Pribadi Wicaksono
Perbesar
Saat jenazah ekonom UGM Tony Prasentiantono dibawa dari rumah duka menuju komplek pemakaman keluarga UGM Sawit Sari Yogya Jumat, 18 Januari 2019. Tempo/Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, YOGYAKARTA - Meninggalnya ekonom Senior Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono mendapat banyak simpati dari berbagai pihak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Para pelayat memadati kediaman Tony di Perumahan Pesona Merapi Yogya sejak pagi hingga siang hari saat pria yang juga promotor Jazz UGM itu diberangkatkan ke pemakaman UGM Sawit Sari Sleman.

Mulai kalangan menteri, pemerintah daerah, perbankan, mahasiswa, sampai karyawan UGM terus berdatangan melayat Tony.

Sebelum diberangkatkan ke pemakaman, sejumlah sejawat Tony memberi pidato perpisahan.

Di antaranya Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng dan Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Eko Suwardi.

"Sebagai anggota Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) Mas Tony selalu memberi masukan-masukan yang sangat berguna demi memperbaiki kualitas kebijakan yang diambil Bank Indonesia," ujar Sugeng, Jumat 18 Januari 2019.

Sugeng menilai kiprah Tony di badan supervisi Bank Indonesia menunjukkan kredibilitasnya sebagai ekonom handal. Sehingga membantu mewujudkan bank sentral itu sebagai lembaga yang berkualitas.

"Pemikirannya sangat dalam sehingga selalu menjadi perhatian kami di Bank Indonesia," ujarnya.

Karena keilmuannya itu pula, Tony tak hanya duduk sebagai anggota BSBI, namun juga dipercaya menjadi salah satu dewan pengajar Faculty Member Bank Indonesia Institute.

"Kami di Bank Indonesia selalu senang dan tersenyum jika Mas Tony yang ditunjuk menjadi moderator atau pembicara, kenangan itu tak akan kami lupakan," ujarnya.

Sugeng mengakui pihaknya masih tak percaya dan kaget mendengar kabar kepergian Tony. Tony di luar urusan pekerjaan pun memiliki hubungan sangat dekat dengan para kolega di Bank Indonesia.

"Oleh sebab itu kami merasa begitu kehilangan sosok Mas Tony, karena kami dekat sekali," ujarnya.

Adapun Dekan Fakultas Ekonomika Dan Bisnis UGM, Eko Suwardi mengatakan civitas akademika UGM sangat kehilangan Tony yang selama ini dikenal sebagai sosok yang sangat memahami kondisi perekonomian nasional dan global.

"Kami menghormati Pak Tony karena sebagai dosen senior, beliau juga sangat produktif menulis dan memberikan pencerahan melalui analisanya untuk perbaikan bidang ekonomi," ujarnya.

Sebagai ekonom, Tony dinilai memiliki analisis yang sangat tajam mengenai berbagai persoalan.

Beberapa tulisan Tony Prasentiantono yang mewarnai media massa kurun waktu 2013-2016 antara lain berjudul Menyelamatkan Amnesti Pajak (dimuat Harian Kompas 2016), Integrasi Ekonomi Pasca Brexit (dimuat Harian Jawa Pos 2016), Indonesia dan Amerika Saling Membutuhkan, Siapapun Presidennya (dimuat di Media Indonesia 2016), dan masih banyak lagi.

 

Ali Akhmad Noor Hidayat

Ali Akhmad Noor Hidayat

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus