Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memaparkan nilai tukar rupiah mulai menguat sejak awal Maret. Penguatan kurs rupiah disebabkan dinamika kebijakan tarif Amerika Serikat hingga munculnya asesmen dari JP Morgan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia Triwahyono mengatakan sejak awal bulan hingga saat ini rupiah menguat dibanding negara lain yang setara atau peer countries.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jadi month to date nilai tukar rupiah kita yang paling menguat, artinya secara fundamental kita bagus. Tinggal kondisinya saja kondusif atau tidak,” ucapnya dalam Taklimat Media di Jakarta Pusat, Kamis, 6 Maret 2025.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) BI, akhir Februari 2025, rupiah melemah hingga menembus 16.575 per dolar AS. Pada awal pekan di bulan ini atau 3 Maret 2025, rupiah berada di level 16.506 per dolar AS. Hari berikutnya menguat menjadi 16.443 per dolar. Kurs terus mengalami penguatan hingga 6 Maret 2025 berada di level 16.315 per dolar.
Menurut Triwahyono, faktor penyebabnya adalah kebijakan Donald Trump. Presiden AS itu mulanya mulanya memastikan pengetatan tarif terhadap Kanada, Meksiko dan China akan dimulai Maret. Namun kebijakan tersebut diundur. Dinamika seperti ini masih akan terjadi selama 4 tahun mendatang.
Dari sisi domestik, dia menjelaskan rupiah sempat melemah imbas Morgan Stanley menurunkan peringkat saham Indonesia dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI). Morgan Stanley menurunkan rating indeks saham Indonesia dari equal-weight ke underweight.
Triyono meyakini penurunan peringkat menyebabkan pasar saham Indonesia ambruk sangat dalam beberapa waktu terakhir. Karena investor asing keluar dari bursa dan kembali ke investasi safe heaven atau beralih ke aset dolar. Hal ini kemudian menyebabkan tekanan bagi rupiah.
Namun, dia menambahkan, belakangan muncul asesmen baru dari J.P Morgan. Lembaga keuangan global tersebut menaikan rating saham-saham bank besar di Indonesia dari semula neutral menjadi overwight.
“Akhirnya berbalik, kita lihat bahwa hari ini pasar saham di Indonesia relatif mengalami rebound yang cukup tinggi. Dan kembali lagi ini berdampak kepada rupiah,” ujarnya.