Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bantah Bangkrut, PT Pos Indonesia: Tak Ada Aset yang Diagunkan

PT Pos Indonesia (Persero) membantah sedang dalam kondisi bangkrut atau pailit.

22 Juli 2019 | 14.27 WIB

Pekerja melakukan penataan paket barang yang akan dikirim melalui PT Pos Indonesia (Persero) di Kantor Pos Besar Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 25 Mei 2019. Menurut petugas pos setempat pengiriman paket pos sejak April hingga menjelang hari raya Lebaran mengalami peningkatan jumlah sebesar 40 persen dari hari biasa. ANTARA
Perbesar
Pekerja melakukan penataan paket barang yang akan dikirim melalui PT Pos Indonesia (Persero) di Kantor Pos Besar Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 25 Mei 2019. Menurut petugas pos setempat pengiriman paket pos sejak April hingga menjelang hari raya Lebaran mengalami peningkatan jumlah sebesar 40 persen dari hari biasa. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pos Indonesia (Persero) membantah sedang dalam kondisi bangkrut atau pailit. Menurut Sekretaris Perusahaan Pos Indonesia, Benny Otoyo, isu kebangkrutan yang saat ini berkembang di sejumlah pemberitaan merupakan pendiskreditan tanpa data.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Salah satu indikator yang ditunjukkan Benny untuk menepis isu ini adalah pendapatan perusahaan yang bersumber dari fee penerimaan setoran pajak hingga jasa kurir surat dinas. “Rata-rata mencapai Rp 800-an miliar per tahun,” kata dia dalam keterangan di Jakarta, Senin, 22 Juli 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, ada 10 indikator lainnya yaitu rating korporat A-, rating MTN A-, semua utang lancar, hak karyawan tidak tertunda, semua aset dalam kendali penuh dan tidak ada yang diagunkan.

Tak hanya itu, Benny menjelaskan saat ini masih tersedia Layanan Pos Universal 6 hari per minggu, turn over jasa keuangan Rp 20-an triliun per bulan, tidak ada PHK karena restrukturisasi, serta BPJS Kesehatan dan iuran pensiun dibayarkan lancar tanpa tunggakan.

Kabar soal kebangkrutan PT Pos Indonesia ini semula tersebar lewat beberapa pemberitaan yang mengutip pernyataan anggota DPR RI fraksi PDI Perjuangan Rieke Dyah Pitaloka. Rieke disebut meminta pemerintah memberi perhatian pada perusahaan pelat merah itu yang sedang mengalami krisis. Tempo mencoba mengkonfirmasi ulang kepada Rieke namun belum ada jawaban.

Selain isu kebangkrutan, Benny juga menepis kabar soal PT Pos Indonesia yang meminjam uang ke bank untuk menggaji para karyawannya. Menurut Benny, tidak ada sama sekali bank yang mau memberi pinjaman untuk tujuan membayar gaji karyawan. Fakta yang ada, Pos Indonesia meminjam uang ke bank sebagai modal operasi sehari-hari. 

Benny mengakui perusahannya tengah berjuang menghadapi disrupsi teknologi. Namun, Ia menilai hal ini sebagai sesuatu yang wajar. Untuk mejawabnya, PT Pos Indonesia melakukan transformasi bisnis meliput semua aspek: bisnis, SDM, penguatan anak usaha, dan pengembangan produk baru.

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus