Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Batavia Air salah satu maskapai penerbangan yang telah mengukir jejak panjang dalam industri penerbangan Indonesia. Sebagai salah satu maskapai terkemuka pada masanya, Batavia Air telah menjadi salah satu ikon dalam dunia penerbangan nasional sejak beroperasi pada 2001.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perjalanan Batavia Air dimulai dengan visi untuk menghadirkan layanan penerbangan yang berkualitas dan dapat diandalkan bagi para penumpangnya. Dibangun di atas fondasi keberanian dan inovasi, maskapai ini segera menarik perhatian masyarakat dengan komitmennya untuk memberikan pengalaman terbaik dalam perjalanan udara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, cerita Batavia Air tidak dimulai pada 2001. Sebenarnya, disarikan dari laman dephub.gi.id, akarnya bisa ditelusuri lebih jauh ke belakang, ketika pada 1968, sebuah maskapai penerbangan bernama Seulawah Air didirikan. Seulawah Air, yang awalnya merupakan bagian dari Angkatan Udara Republik Indonesia, kemudian menjadi bagian dari Garuda Indonesia. Pada 1973, nama maskapai ini diubah menjadi Bouraq Indonesia Airlines.
Bouraq Indonesia Airlines kemudian menjadi Batavia Air pada 2001. Perubahan nama ini sejalan dengan transformasi perusahaan untuk lebih memperluas jangkauannya dan menyesuaikan dengan perkembangan industri penerbangan yang semakin dinamis.
Sejak saat itu, Batavia Air terus tumbuh dan berkembang pesat. Dengan armada pesawat yang terus diperbarui dan diperluas, maskapai ini mampu menjangkau lebih banyak destinasi dalam dan luar negeri. Kemampuan Batavia Air untuk memberikan layanan yang handal dan berkualitas juga diakui secara luas, yang tercermin dari berbagai penghargaan yang telah diraihnya dalam industri penerbangan.
Dikutip dari laman batavia-air.co.id, Salah satu titik puncak dalam sejarah Batavia Air adalah ketika maskapai ini dinyatakan sebagai maskapai penerbangan swasta pertama di Indonesia yang berhasil memperoleh sertifikasi Operasi Standar Keselamatan Penerbangan Internasional (IOSA) dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) pada 2008. Hal ini menegaskan komitmen Batavia Air untuk menjaga standar keselamatan dan kualitas layanan yang tinggi.
Namun, seperti dalam perjalanan bisnis pada umumnya, Batavia Air juga mengalami tantangan dan rintangan. Pada 2013, maskapai ini menghadapi kesulitan keuangan yang serius dan akhirnya mengajukan bangkrut atau pailit. Meskipun begitu, warisan dan kontribusi Batavia Air dalam industri penerbangan Indonesia tetap diingat dan dihargai oleh banyak pihak.
Setelah peristiwa tersebut, beberapa maskapai penerbangan lokal dan internasional mengambil alih beberapa aset dan rute Batavia Air. Namun, cerita perjalanan Batavia Air tetap hidup dalam ingatan banyak orang sebagai salah satu bagian penting dari sejarah penerbangan Indonesia.