Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Lion Air (kode penerbangan JT), anggota Lion Group, memberikan keterangan resmi hasil mitigasi dan inspeksi internal pada Boeing 737-9 MAX.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro mengatakan, berdasarkan hasil koordinasi bersama pabrikan pesawat Boeing dan pihak berwenang lainnya, Boeing 737-9 MAX yang dioperasikan tidak termasuk dalam kategori pesawat yang mengalami insiden terkait pintu darurat bagian tengah (mid cabin door).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal ini, kata Danang, dikarenakan Boeing 737-9 MAX Lion Air memiliki konfigurasi (desain) berbeda dengan pesawat yang terlibat (mengalami) insiden di Portland, Oregon, Amerika Serikat.
"Boeing 737-9 MAX Lion Air dilengkapi mid cabin emergency exit door type II active door. Ini berarti sistem pada pintu darurat bagian tengah tersebut berfungsi aktif dan dapat dioperasikan secara baik," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin, 8 Januari 2024.
Boeing 737-9 MAX Lion Air, ujar Danang, tidak termasuk dalam kategori perintah keselamatan udara yang memerlukan tindakan segera atau Emergency Airworthiness Directive (EAD) nomor 2024-02-51 yang diterbitkan Federal Aviation Administration (FAA) pada 6 Januari 2024.
Karena, kata Danang, Boeing 737-9 MAX Lion Air tidak menggunakan tipe pintu darurat bagian tengah yang non-aktif (mid cabin door plug). "Lion Air menggunakan (mengoperasikan) jenis pintu darurat bagian tengah yang aktif dan dapat dioperasikan dengan aman," kata Danang.
Selanjutnya: Sebagai informasi, Emergency Airworthiness Directive (EAD)....
Sebagai informasi, Emergency Airworthiness Directive (EAD) tersebut mengharuskan pemeriksaan segera terhadap pesawat Boeing 737-9 MAX yang memiliki pintu darurat bagian tengah non-aktif (mid cabin door plug). EAD ini berlaku untuk sekitar 171 pesawat di seluruh dunia.
Menurut Danang, Lion Air saat ini mengoperasikan tiga unit Boeing 737-9 MAX. Sejak 5 Januari 2024, Lion Air telah melakukan langkah-langkah pencegahan (mitigasi/ preventif). Lion Air sedang melakukan inspeksi lebih lanjut fokus pada mid-cabin emergency exit door, yang melibatkan Mid Cabin Emergency Exit Flight Lock Operational Test. "Langkah dimaksud merupakan upaya Lion Air memenuhi standar keselamatan penerbangan yang ketat," kata Danang.
Danang menjelaskan, Mid Cabin Emergency Exit Flight Lock Operational Test adalah langkah pemeriksaan pada pintu darurat di bagian tengah pada Boeing 737-9 MAX. Uji operasional dilakukan guna memastikan bahwa mekanisme penguncian pintu darurat berfungsi dengan baik (normal), sehingga pintu dapat dibuka dan ditutup secara efektif.
"Tujuannya untuk memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan dengan mengutamakan bahwa evakuasi dapat dilakukan cepat dan aman apabila terjadi situasi darurat," ucapnya.
Lion Air terus berkoordinasi dengan Boeing, regulator Indonesia, dan otoritas penerbangan sipil terkait dalam memastikan keselamatan dan kenyamanan penerbangan. Lion Air selalu mengedepankan faktor-faktor yang memenuhi kualifikasi keselamatan dan keamanan penerbangan sebagai prioritas utama (safety first) dalam setiap aspek operasional dan layanan penerbangan.
Sebelumnya, regulator penerbangan Amerika Serikat FAA menghentikan sementara operasional 171 pesawat jet Boeing 737 MAX 9 untuk pemeriksaan keselamatan menyusul ledakan panel kabin yang memaksa jet baru Alaska Airlines melakukan pendaratan darurat.
Sepotong badan pesawat Alaska Airlines robek di sisi kiri jet saat naik setelah lepas landas dari Portland, Oregon, dalam perjalanan ke Ontario, California, pada hari Jumat, 5 Januari 2023, memaksa pilot untuk berbalik dan mendarat dengan selamat dengan 171 penumpang dan enam awak di dalamnya.