Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Belajar dari Pengalaman David Beckham, Bahaya Jadikan Lingkungan Kerja Keluarga

Belajar dari kisah David Beckham di masa lalu, Anda perlu tegas memberi batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Cek alasannya.

20 Oktober 2023 | 16.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Zaman sekarang, menetapkan batasan yang ketat antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sangat penting. Tapi yang terjadi pada mantan bintang sepakbola David Beckham tidak demikian di era 1990-an, di mana pekerjaan, kehidupan cinta dan keluarga bercampur jadi satu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di masa itu, Beckham tengah berusaha mewujudkan mimpi ayahnya bermain di klub raksasa Manchester United. Pelatih klub itu memanggilnya "Nak" dan berusaha mengontrol segalanya, termasuk potongan rambut. Pria yang kini berusia 48 tahun itu juga tengah menjalin asmara dengan Victoria Adams, anggota grup perempuan yang waktu itu tengah berada di puncak, Spice Girls. Kepada sang pacar lah Beckham biasa curhat soal rasa frustasinya pada rekan-rekan setim dan apakah hal itu akan mempengaruhi performanya di lapangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Semua kisah itu muncul di program dokumenter Netflix berjudul "Beckham". Pasangan David dan Victoria harus menjaga hubungan mereka dan menghindari kejaran paparazzi dan pelatih Alex Ferguson yang meminta Beckham mempercepat bulan madu usai menikah agar bisa kembali latihan dan memperkuat tim.

Anda tak harus menjadi pesepakbola terkenal untuk mengalami hal ini. Namun belajar dari kisah tersebut, Anda perlu tegas memberi batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Riset mengungkapkan bekerja sebagai keluarga punya keterbatasan, terutama pada karyawan.

Konflik di lingkungan kerja
Ketika karyawan menganggap rekan-rekan kerjanya sebagai saudara dan atasan sebagai ayah atau ibu, hal ini meningkatkan komitmen dan perasaan terikat pada pekerjaan serta bisa mengurangi konflik antara pegawai.

Namun, pegawai yang terlalu dekat dengan bos bisa jadi kesetiaannya hanya berujung dimanipulasi. Alhasil, mereka lebih memprioritaskan pekerjaan daripada kesehatan, seperti yang telah ditunjukkan oleh banyak bos toxic. Riset juga menunjukkan karyawan yang terlalu dekat dengan rekan kerja bisa berakibat tak mau melaporkan bila rekan berbuat kesalahan.

Contoh dari kasus Beckham adalah ketika Ferguson tak suka dengan status selebritas sang pemain sehingga dinilai tak fokus lagi pada profesi utamanya. Suatu ketika, mereka bertengkar setelah United kalar dari Arsenal. Beckham mengumpat pada sosok yang sudah dianggap ayah itu dan Ferguson pun menendang secara asal karena frustasi dan mengenai pinggir mata sang pemain. Keesokan harinya, muncul foto pemain kelahiran 2 Mei 1975 itu dengan jahitan di dekat matanya.

Hal ini menjadi pengingat hubungan manajer dan bawahan tetap saja pekerjaan. Acara dokumenter itu juga mengingatkan memprioritaskan pekerjaan bisa membantu performa tim tapi terlalu melibatkan kehidupan pribadi akan menjadi jaminan akan ada yang kecewa di kemudian hari. Demikian dilansir dari HuffPost.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus