DEMI efisiensi, Departemen Keuangan pekan lalu mencabut wewenang PT Surveyor Indonesia dalam verifikasi barang modal untuk PMDN, PMA, serta industri migas. Lewat keputusan itu Societe Generale de Surveilance (SGS) yang sebelumnya berwenang melakukan verifikasi sebagai subkontraktor Surveyor Indonesia tinggal berfungsi sebagai partner Sucofindo saja. Sucofindo memerlukan kerja sama tiga tahap dengan SGS. Tahap pertama, kerja sama operasional sampai 31 Desember 1993, disusul tahap bantuan teknis sampai 31 Desember 1994. Baru awal 1995 Sucofindo diharapkan mampu melaksanakannya secara mandiri. Sucofindo berhak mengesahkan daftar barang modal yang dibutuhkan oleh investor maupun industri migas. Ini penting untuk menghindari manipulasi akibat kelonggaran bea masuk atas beberapa barang modal. Misalnya, investor yang memerlukan 10 unit komputer tapi dalam daftarnya menulis seratus unit komputer. Hal itulah yang perlu dicegah oleh Sucofindo. Agar tidak mudah tertipu oleh investor, aparat Sucofindo harus paham betul barangbarang modal apa saja yang dibutuhkan oleh industri kimia, misalnya. Untuk itu Sucofindo membentuk divisi khusus verifikasi di lantai VI Gedung World Trade Center, Jakarta. "Kami merekrut pegawai dengan kriteria khusus untuk memenuhi kebutuhan 35 orang ahli verifikasi," kata Moedjiono, Dirut Sucofindo. Walaupun tambah sibuk, Sucofindo juga akan tambah rezeki. Soal rezeki itu masih akan dibicarakan pekan ini. "Pokoknya tidak besar, tidak sampai satu persen," kata Moedjiono. Dengan tambahan tugas, ia berharap Sucofindo bisa meraup pemasukan Rp 130 milyar, meningkat dari Rp 100 milyar tahun lalu. Terlepas dari besarkecil rezeki, yang pasti banyak pihak yang mengincarnya. Itu terlihat tahun 1985, ketika SGS segera mengambil alih tugas verifikasi, yang sebelumnya dilaksanakan oleh BKPM dan Departemen Pertambangan. Sucofindo sendiri sudah lama mengincar tugas ini, sejak jabatan dirut dipegang Nyoman Moena. Bahkan Nyoman Moena, sempat menjalin kerja sama dengan PT Rekayasa Industri untuk mempersiapkan ahli verifikasi. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tampaknya juga ingin kembali melaksanakan verifikasi itu. BKPM setidaknya sudah menyiapkan ahli verifikasi dengan mengundang staf SGS melatih pegawainya. Kuat dugaan, BKPM ingin mengambil kembali verifikasi pada tahun 1993. Diamdiam, Bea Cukai yang selama ini hanya bertugas memeriksa barang di bawah US$ 5.000 juga mempersiapkan beberapa pegawainya. "Kami memang melakukan persiapan terus," kata Dirjen Bea Cukai Suharjo sambil tergelak. Melihat banyaknya peminat, wajarlah jika ada yang mempertanyakan alasan terpilihnya Sucofindo. Kredibilitas dan tingkat profesional yang tinggi tentu jadi persyaratan utama. Anehnya, sumber TEMPO di salah satu perusahaan surveyor memberi komentar, "Ah itu kan akal-akalan Abu Nawas untuk bagibagi rezeki," katanya. LPS, Dwi S. Irawanto, Iwan Qodar, dan Indrawan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini