Ekspansi baja

PROSPEK industri baja di dalam negeri kian bagus, terutama setelah deregulasi 6 Juli 1992, yang membebaskan pasar baja dari monopoli Krakatau Steel. Kini, Gunawan Group dari Surabaya tak ragu-ragu mengembangkan usaha dengan investasi US$ 142 milyar, untuk membuat pabrik baja baru bernama PT Gunawan Dianjaya Steel (GDS). Di sektor baja, Gunawan sudah menimba pengalaman melalui Jaya Pari Steel Corp. (berdiri 1971 dan masuk bursa 1989). Hasil Jaya Pari antara lain hot rolled strips dan steel round bars, dengan kapasitas 72.000 ton tiap tahun. GDS adalah satu dari 38 pabrik baru di lingkungan Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika yang diresmikan Presiden Soeharto 30 Juli ini. Baik GDS maupun Jaya Pari memproduksi pelat baja berkualitas tinggi untuk pembuatan kapal, gerbong kereta api, rangka jembatan, tangki, dan pipa. Kapasitas GDS sendiri 300.000 ton per tahun, 20% untuk pasaran lokal dan 80% untuk ekspor. Ekspor perdananya diluncurkan awal tahun ini ke Singapura. Sasaran ekspor selanjutnya antara lain Filipina, Jepang, Hong Kong, AS, Brasil, dan Meksiko. Assistant Factory Manager Bing Guito mengatakan, bahan baku slab baja masih diimpor dari Brasil, Meksiko, Belanda, dan Australia. Soalnya, slab produksi Krakatau Steel terbatas untuk dipakai sendiri. GDS menyerap 450 orang tenaga kerja, ditambah lima ahli luar negeri. Semua itu tak lepas dari aktivitas lobi Gunawan ke negeri-negeri yang sudah memiliki sejarah panjang di bidang industri baja, dari RRC sampai Jerman.