Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Sempati tertahan

Status garuda sebagai f51flag carrier segera berakhir. maskapai nasional lain ikut mengisi jalur penerbangan internasional.

1 Agustus 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LAHAN subur di jalur penerbangan luar negeri secara bertahap mulai terbuka lebar bagi maskapai penerbangan swasta. Peluang itu tampaknya akan lebih besar daripada sekadar penerbangan lintas perbatasan, seperti yang dinikmati Sempati Air (ke Singapura, Penang, dan Kuala Lumpur) dan Bouraq Airlines(Manado-Davao, Filipina). Dirjen Perhubungan Udara, Zainuddin Sikado, memastikan hal itu pekan silam. Ditegaskannya, rute penerbangan internasional tidak akan dimonopoli lagi oleh Garuda. Seiring dengan pernyataan Sikado, Direktur Utama Garuda Wage Mulyono mengatakan, "Saya kira konsep flag carrier (penerbangan yang membawa bendera nasional) harus ditinggalkan."Penjelasan ini tentu mengejutkan. "Garuda sekarang kekurangan pesawat, sedangkan dari luar banyak sekali penerbangan yang kemari. Kalau ini tidak diimbangi secara reciprocal (timbal-balik), kita sendiri yang rugi," demikian Wage. "Jadi, kalau ada maskapai nasional yang lain ikut terbang ke luar negeri, sepanjang tidak menggunakan pesawat Garuda,saya kira tidak mengganggu Garuda." Dalam prakteknya, kalau penerbangan dari satu negara asing masuk ke Indonesia dengan menggunakan dua maskapai, dari Indonesia ke negara tersebut jugaseharusnya dua maskapai. Dalam kasus Singapura, misalnya, Negara Pulau ini mengandalkan Singapore Airlines dan Silk Air (nama baru Tradewind). Maka,Indonesia mengimbangi dengan Garuda dan Sempati. Kalau dari Taiwan ada China Airlines dan Eva Air, dari Jakarta ke Taipei tentu tidak cukup hanya Garuda."Kalau Garuda yang harus membeli pesawat untuk mengimbangi penerbangan luar negeri yang ke sini, ya tidak mampu," tutur Wage. Calon kuat pendamping Garuda ke Taipei diperkirakan adalah Sempati, konon sudah sejak tiga tahun lalu mengajukan izin untuk itu. Di luar Taipei, menurut Direktur Utama Sempati, Hasan M. Soedjono, Sempati juga sudah mengajukan izin mengisi jalur ke Australia. Sampai sekarang belum satu pun permohonan itudikabulkan. "Barangkali Pemerintah masih menimbang-nimbang, maskapai mana yang paling layak melakukannya. Tidak mustahil, perusahaan penerbangan swasta lainjuga melakukan hal yang sama," ujar Hasan kepada Sri Wahyuni dari TEMPO. Menurut sumber TEMPO di Departemen Perhubungan, swasta lain yang mengajukan izin untuk jalur internasional adalah Bouraq. Mungkin Sempati lebih unggul paling tidak sudah memiliki pesawat jet Fokker 100 dan akhir tahun ini akan punya enam Boeing 737. Sebenarnya, dalam perkara penyediaan armada, Bouraq pun sudah mempersiapkan diri. Tapi kebetulan nasib sedang tidak mujur, enam Boeing 737200 bekas pakaimilik sebuah maskapai di Yugoslavia (senilai US$ 60 juta) yang dipesan Bouraq tertahan di sana, akibat embargo ekonomi atas negeri itu. Sementara itu, izin untuk Sempati ke Taipei ditahan oleh Pemerintah karena menunggu perkembangan Bouraq, yang juga akan diberi kesempatan untuk mengisijalur lain. Namun, mengenai urusan penerbangan reguler ke jalur internasional ini, pihak Bouraq tampaknya masih enggan bicara. Selain Sempati dan Bouraq, tampaknya belum ada lagi calon kuat yang bisa mendampingi Garuda ke mancanegara. Dalam penilaian Departemen Perhubungan, Mandalamasih jauh, dan Merpati anak perusahaan Garuda juga belum siap. Direktur Keuangan Merpati Ridwan Fatarudin mengatakan, "Dalam waktu sampai lima tahun ke depan, saya kira Merpati belum bisa terbang ke luar negeri. Sebab, untuk itu minimal kami harus punya Boeing 737." MC dan Dwi S. Irawanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus