ASOKA, hotel berbintang tiga di perlimaan Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, tidak lagi menerirma tamu sejak awal bulan lalu. Bahkan, kini, hotel berlantai delapan dengan 87 kamar itu dikepung pagar isyarat pertama sebuah pemugaran atau pembangunan total. "Memang sudah dijual," ujar seorang pengelola Asoka kepada TEMPO, tanpa sudi menyebutkan nama. Sumber itu tak tahu siapa pemilik baru bangunan dengan luas tanah sekitar 1,3 ha itu. Apalagi mengenai harga penjualannya. Konon, pembelinya seorang pengusaha muda yang berkantor di Wisma Hanurata, Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Sebuah sumber memperkirakan harga penjualan mencapai Rp 10 milyar. Dibangun serentak bersama Stadion Utama Senayan untuk menyongsong Asian Games IV, 1962, Asoka mulanya bernama Wisma Warta (WW). Bangunan ini disiapkan menampung para wartawan yang meliput pesta olah raga Asia tersebut. Pada 1961 1962, WW dikelola Persatuan Wartawan Asia Afrika (PWAA), ketika PWI dipimpin A. Karim D.P. Tetapi, setelah Yayasan Gelora Senayan (YGS), dulu Yayasan Gelora Bung Karno, berdiri, 24 September 1962, WW diserahkan kepada YGS. Pada 1968, YGS menjalin kerja sama dengan Singa Rise, Singapura, dan mengubah nama WW menjadi Hotel Asoka. Sayangnya, secara ekonomis hotel ini, konon, tidak menjanjikan keuntungan yang teratur. Kawasannya terlalu mahal bila dibandingkan dengan penampilan gedungnya. Tak Jelas betul kompleks apa yang akal menggantikan Asoka. Barangkali supermarket? "Kalau saya, tidak akan mau membikin supermarket di Jalan Thamrin," sahut Dick Gelael, pemilik grup Gelael dan pemegang lisensi ayam goreng Kentucky di Indonesia. Menurut Dick, supermarket sebaiknya dekat dengan kawasan permukiman. Dick mengaku, tokonya akhir-akhir ini semakin sepi. Padahal, menurut dia, "Bila dilihat secara keseluruhan, supermarket di Jakarta masih kurang." Mungkinkah langganan Dick dicegat oleh toko-toko kecil serba ada di kawasan permukiman tertentu yang pada hakikatnya tidak berbeda dengan supermarket? Misalnya, di Jalan Kemanggisan yang bermuara ke Slipi, tempat salah satu toko Dick berdiri, kini beroperasi paling tidak Toko Kemanggisan dan Toserba Nusantara, yang sudah sulit dibedakan dengan supermarket. Bahkan, "Dulu Gelael berniat membeli bangunan ini," ujar Drs. Sudihardjo, direktur PT Puncak Bali Pacific Ocean, pemilik Nusantara. Perusahaan ini, yang menginvestasikan sekitar Rp 700 juta dari kredit Hong Kong Bank, menjajakan di tokonya pelbagai barang, kecuali sayuran dan ikan segar. Persaingan, tampaknya, semakin keras. "Setelah Golden Supermarket berdiri, pendapatan kami menurun," kata seorang pengelola Metro Supermarket, yang berpusat di Pasar Baru. Ia menganggap wajar persaingan ini, juga bermunculannya toko-toko serba ada yang sangat mirip dengan supermarket. Apalagi, izin untuk usaha tersebut memang tidak memberi batasan yang jelas. "Lazimnya, supermarket mempunyai mata rantai," kata Indrajatno, kepala Kanwil Departemen Perdagangan DKI. Jadi, "Yang hanya punya sebuah usaha disebut toko serba ada (toserba)," ia menambahkan. Tetapi, Sugiarto, staf Bagian Pengembangan Koperasi dan Perdagangan DKI, berpendapat agak lain. Menurut dia, "Toserba adalah department store, yang tidak menjual bahan makanan pokok, terutama yang masih segar." Lalu, supermarket? "Memang belum ada batasan yang jelas. Ini sedang dirumuskan," katanya. Di daerah, persaingan rupanya belum mengganggu. "Prospek bisnis supermarket, terutama yang dilengkapi pertokoan, baik sekali," kata Daryono, manajer Sinar Supermarket di Surabaya. Sinar, pelopor bisnis supermarket di Surabaya itu, kini memiliki tiga supermarket, masing-masing dengan investasi sekitar Rp 500 juta, di luar gedung. "Di sini juga bisnis supermarket semakin cerah," kata Jafril Jamin, manajer PT Medan Plaza. Perusahaannya bergerak di bidang supermarket dan shopping centre di Medan. Kombinasi seperti ini, agaknya, menjanjikan lebih banyak keuntungan. Sehingga, mengenai kompleks bekas Hotel Asoka, misalnya, ada yang berspekulasi lokasi itu bakal dijadikan pusat perkantoran, pertokoan, dan makanan "tingkat tinggi". Entahlah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini