PT Prodenta, dalam rangka "indonesianisasi", dalam bulan ini hendak memasyarakatkan 20% sahamnya. Perusahaan yang terhitung kecil itu tahun lalu untung Rp 626 juta dari penjualan produk-produknya, seperti tapal gigi, bedak, dan sabun Purol, serta berbagai keperluan bayi merk Switzal. Jumlah saham yang hendak dimasyarakatkan itu cuma 1.104.000 lembar dengan nominal Rp 1.000 per lembar. Namun, agaknya, saham itu masih sulit dilemparkan ke bursa. Sahamsaham tersebut, sebenarnya, menjanjikan dividen yang cukup menarik untuk tahun pertama, yakni 20%-21%, sementara bunga deposito bank sekarng ini 17%-18% per tahun. Tapi masalahnya, belum ada titik pertemuan mengenai harga perdana saham antara pihak penjamin, yakni lembaga keuangan PT Merincorp, dan PT Danareksa, yang mewakili masyarakat. Merincorp, yang akan menerima komisi 4% dari Prodenta, menargetkan dari peniualan saham itu akan terkumpul dana Rp 200 juta-Rp 300 juta. "Keuntungan kami kecil, cukup buat beli cendol saja, karena harus membagi 1,5% kepada pialang," kata S. Surjadi, presdir Merincorp. Kabarnya, Merincorp bersikeras agar harga perdana saham Prodenta minimum Rp 1.500 per lembar, tapi harga itu dianggap Danareksa masih overvalued. "Tawaran pihak penjamin masih dirundingkan, karena sulit dijangkau masyarakat berpenghasilan rendah," kata Sedihartono, direktur Bagian Operasi Danareksa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini