Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

BI Diprediksi Pertahankan Suku Bunga 6 Persen pada Rapat Perdana 2025

Bank Indonesia diprediksi masih akan menahan suku bunga acuan pada RDG BI perdana 2025 untuk menahan laju pelemahan rupiah

15 Januari 2025 | 09.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) bakal mengumumkan suku bunga acuan dalam pemaparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini. Hasil analisis ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memprediksi BI masih akan mempertahankan suku bunga di level 6 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kebijakan BI untuk tak menurunkan suku bunga diperlukan untuk menjaga stabilitas rupiah. Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky memaparkan bulan ini rupiah melemah 2,11 persen. Selama sebulan terakhir mata uang Indonesia terdepresiasi dari Rp 15.860 per dolar AS menjadi Rp 16.195 per dolar AS pada 9 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami melihat bahwa Bank Indonesia perlu mempertahankan suku bunga tak berubah di level 6,00 persen pada pertemuan Dewan Gubernur pertama di tahun 2025, untuk mencegah rupiah melemah lebih lanjut,” ujarnya dalam Laporan Seri Analisis Makroekonomi dikutip Rabu, 15 Januari 2025.

Menurut Riefky, rupiah masih berada di bawah tekanan sepanjang bulan lalu. Penyebabnya adanya revisi ekspektasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (The Fed) hanya akan menurunkan suku bunga dua kali pada 2025. Dari proyeksi sebelumnya sebanyak empat kali.

Penyesuaian ini kata dia, mencerminkan inflasi yang masih tinggi di AS. Selain itu ada potensi beban inflasi dari kebijakan-kebijakan yang mungkin diambil oleh Presiden terpilih Donald Trump.

LPEM UI mencatat arus modal keluar dari Indonesia pada pertengahan Desember 2024 pertengahan Januari 2025 mencapai US$ 0,75 miliar. Terdiri dari US$ 0,12 miliar yang keluar dari pasar obligasi dan US$ 0,63 miliar dari pasar saham.

Sementara itu, tingkat inflasi Indonesia pada akhir 2024 turun ke titik terendah sejak 1958. Terlepas dari rekor inflasi yang rendah, LPEM FEB UI menilai Bank Indonesia tetap perlu mempertahankan suku bunga acuan untuk menjaga laju pelemahan rupiah.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus