Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

BI tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate pada level 6,25 persen.

22 Mei 2024 | 15.57 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (ketiga kanan) bersama (kiri) Deputi Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, dan Deputi Bank Indonesia Doni P Joewono  saat memberikan keterangan pers tentang hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Kamis (24/8/2023) Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan atau BI-7 Days Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23-24 Agustus 2023. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (ketiga kanan) bersama (kiri) Deputi Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, dan Deputi Bank Indonesia Doni P Joewono saat memberikan keterangan pers tentang hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Kamis (24/8/2023) Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan atau BI-7 Days Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23-24 Agustus 2023. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI tetap mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) pada level 6,25 persen. Hal ini disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI di kantornya pada Rabu, 22 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Rapat Dewan Gubernur BI pada 21-22 Mei 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI sebesar rate 6,25 persen, demikian juga suku bunga deposit facility tetap sebesar 5,5 persen dan suku bunga lending facility sebesar 7 persen," kata Perry.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Keputusan ini, kata Perry, konsisten dengan kebijakan moneter pro-stability sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2024 dan 2024. Termasuk efektivitas dalam menjaga aliran modal asing dan stabilitas nilai tukar rupiah. 

Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga, infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran serta memperluas akselerasi digitalisasi sistem pembayaran. 

"Untuk memastikan stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, BI terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran," tutur Perry. 

Sebelumnya, BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25 persen pada 24 April 2024. Kenaikan suku bunga ini, kata Perry, untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global.

Selain itu, kebijakan menaikkan BI Rate juga sebagai langkah pre-emptive dan forward looking. Tujuannya, agar memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada tahun 2024 hingga 2025 mendatang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus