Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

BI Salurkan Insentif Likuiditas Perbankan Rp 295 Triliun, Terbanyak ke Bank Swasta

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan insentif sebesar 295 triliun itu naik Rp 36 triliun dibanding akhir Oktober 2024.

20 Februari 2025 | 09.56 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers perihal hasil rapat Dewan Gubernur bulan Februari 2025 di kantor Bank Indonesia, Jakarta, 19 Februari 2025. Tempo/M Taufan Rengganis
Perbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers perihal hasil rapat Dewan Gubernur bulan Februari 2025 di kantor Bank Indonesia, Jakarta, 19 Februari 2025. Tempo/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) telah menyalurkan insentif kebijakan likuiditas makro prudensial (KLM) sebesar Rp 295 triliun hingga pekan kedua Februari 2025. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan jumlah tersebut meningkat Rp 36 triliun dibanding akhir Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

KLM adalah insentif yang disalurkan BI kepada bank-bank yang menyalurkan kredit atau pembiayaan ke berbagai sektor penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia mencatat porsi terbesar disalurkan kepada bank-bank swasta. “Bank BUSN (Bank Umum Swasta Nasional) sebesar Rp 131,9 triliun,” ujarnya dalam konferensi pers pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu, 19 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Selain itu insentif likuiditas bagi bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) disalurkan sebesar Rp 129,2 triliun. Kemudian Bank Pembangunan Daerah atau BPD sebesar Rp 28,7 triliun dan kantor cabang bank asing (KCBA) sebesar Rp 4,9 triliun.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah untuk mendukung kesuksesan program-program dalam Asta Cita melalui peningkatan kebijakan insentif likuiditas. “Untuk mendorong pertumbuhan kredit dan pembiayaan perbankan pada sektor-sektor prioritas termasuk sektor perumahan dan pertanian,” ucapnya.

Ketahanan perbankan, kata dia, tetap kuat dengan likuiditas yang memadai. Terlihat dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada Januari 2025 yang tinggi yakni yaitu 26,03 persen.

KLM diarahkan untuk mendorong kredit perbankan mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja. Insentif perbankan ini telah disalurkan pada sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja. Antara lain sektor pertanian, perdagangan dan manufaktur. Selanjutnya transportasi, pergudangan,  pariwisata dan ekonomi kreatif, konstruksi, real estate, perumahan rakyat serta UMKM.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus