Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bisnis Sepekan

24 Maret 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Momen

Jakarta Bebas Minyak Tanah

NIAT itu sudah dicanangkan. Pada 20 Mei nanti, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, DKI Jakarta akan bebas dari minyak tanah bersubsidi. Rencana ini dipatok setelah melihat hasil konversi minyak tanah ke elpiji di Jakarta yang sudah mencapai sasaran 95 persen. ”Sisanya diharapkan selesai pada April,” kata Direktur Bahan Bakar Minyak Pertamina Djaelani Sutomo pekan lalu.

Demi memuluskan rencana itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menjamin semua rumah tangga di Jakarta akan mendapatkan tabung dan kompor gas sebelum minyak tanah bersubsidi ditarik. ”Kalau semuanya sudah mendapatkan elpiji, otomatis minyak tanah tidak dibutuhkan lagi,” katanya. Nantinya, minyak tanah yang beredar di Ibu Kota hanya minyak tanah nonsubsidi. Kartu kendali minyak tanah pun tidak akan diberlakukan di Jakarta.

Pemerintah sendiri berharap program konversi bisa mengirit penggunaan minyak tanah dua juta kiloliter pada tahun ini. Sehingga, di akhir tahun, Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur ditargetkan bebas dari minyak tanah bersubsidi.

Aksi Bakrie Direstui

RENCANA Bakrie & Brothers melakukan beberapa aksi korporasi bakal mulus. Rapat umum pemegang saham luar biasa merestui aksi perusahaan itu menerbitkan saham baru senilai US$ 4,32 miliar (sekitar Rp 40,1 triliun dengan kurs 9.280 per dolar). ”Termasuk menyetujui rencana akuisisi tiga usaha Bakrie lainnya,” kata Yuanita Rohali, Direktur Keuangan Bakrie & Brothers, Senin pekan lalu.

Aksi itu merupakan rights issue terbesar dalam sejarah pasar modal Indonesia, setelah Bank Danamon melakukan aksi serupa sebesar US$ 3,6 miliar sembilan tahun lalu. Proses rights issue diharapkan rampung 22 April mendatang.

Paling lambat tiga bulan setelah itu, duit yang terhimpun dari penerbitan saham baru ini akan dicurahkan untuk mengakuisisi 35 persen Bumi Resources, 40 persen Energi Mega Persada, dan 40 persen Bakrieland Development.

Nilai pembelian saham tiga perusahaan afiliasi itu sendiri menembus Rp 51,3 triliun. Sisa pembiayaan untuk menutup kekurangan akan diperoleh dari pinjaman. ”Dari pihak ketiga yang masih dinegosiasikan,” kata Yuanita.

Bila semuanya lancar, Bakrie & Brothers akan menjadi induk dari semua unit bisnis yang dirintis keluarga Bakrie tersebut. Perusahaannya, kata Yuanita, juga dalam proses menyiapkan satu anak usaha baru yang berfokus di bidang infrastruktur.

Proyek Listrik Terganjal Dana

SERETNYA pendanaan proyek pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batu bara membuat Departemen Keuangan turun tangan. Kementerian yang berkantor di Lapangan Banteng itu akan mencari dana pinjaman Rp 17 triliun untuk pembangunan lima PLTU.

Kelima PLTU tersebut adalah PLTU 3 Banten (Lontar), PLTU 2 Jawa Barat (Pelabuhan Ratu), PLTU 1 Jawa Timur (Pacitan), PLTU 2 Sumatera Utara, dan PLTU Lampung. Kelimanya bagian dari proyek percepatan PLTU 10 ribu megawatt yang dicetuskan Wakil Presiden Jusuf Kalla dua tahun lalu. Program itu terdiri atas 10 pembangkit di Jawa (7.000 MW) dan 25 pembangkit di luar Jawa (3.000 MW).

Nilai lima proyek itu sendiri sesungguhnya Rp 20 triliun. PLN, sebagai perusahaan setrum milik negara, kebagian jatah 15 persen pembiayaan atau sekitar Rp 3 triliun. Sisanya akan ditutup oleh Departemen Keuangan, sebagai penjamin penuh proyek. ”Departemen Keuangan juga bertindak sebagai penentu dan penyeleksi institusi pendanaan,” kata Yogo Pratomo, Ketua Tim Pelaksana Program Percepatan PLTU 10 Ribu MW.

Menurut Yogo, Departemen Keuangan akan mengirimkan undangan kepada perbankan komersial domestik dan luar negeri. Penawaran pendanaan kelima proyek PLTU itu ditutup akhir Maret. ”Sehingga kontrak pinjaman bisa ditandatangani dua-tiga bulan ke depan,” katanya.

Charoen Masuk Kebun Sawit

KEMILAU harga minyak kelapa sawit yang terus melejit membuat Charoen Pokphand tertarik. Induk PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. itu menyiapkan dana US$ 280 juta atau sekitar Rp 2,57 triliun untuk dicurahkan di sektor perkebunan kelapa sawit. Dana itu bersumber dari internal perseroan dan pinjaman bank.

Menurut Wakil Direktur Utama Charoen Pokphand Indonesia Thomas Effendy, perusahaannya sudah memiliki lahan seluas 69 ribu hektare yang belum ditanami di Kalimantan Barat. Rencananya, dana sebanyak itu akan dipakai untuk proses pembersihan lahan dan penanaman kelapa sawit di seluruh lahan hingga selesai. Lahan diharapkan sudah berproduksi komersial dalam lima tahun mendatang.

Dengan ekspansi itu, menurut analis pasar modal Paramitra Alfa Sekuritas, Pardomuan Sihombing, Charoen Pokphand Group—induk Charoen Indonesia—berpotensi menjadi salah satu pemain utama bisnis kelapa sawit di Indonesia. Luas lahan itu lebih besar dari PT Bakrie Sumatera Plantation,” katanya pekan lalu.

Jumlah lahan yang belum ditanami itu, kata dia, mencapai seperempat dari luas lahan yang dimiliki produsen kelapa sawit terbesar saat ini, yaitu PT Astra Agro Lestari Tbk., sebesar 223 ribu hektare. ”Charoen berpeluang masuk tiga perusahaan teratas, setelah Bakrie,” katanya.

Panggilan Ketiga buat Sukanto

DIREKTORAT Jenderal Pajak melayangkan surat panggilan ketiga buat Sukanto Tanoto—setelah dia mangkir dua kali. Panggilan itu terkait dengan kasus dugaan penggelapan pajak Asian Agri, salah satu perusahaan Sukanto. ”Suratnya sudah beberapa hari rasanya dikirim,” kata Darmin Nasution, Direktur Jenderal Pajak, Rabu pekan lalu. Ia menyatakan akan melakukan paksa badan jika setelah pemanggilan ketiga Sukanto tetap mangkir.

Direktorat Pajak memang berkepentingan memanggil Sukanto untuk meminta penjelasan soal penggelapan pajak senilai Rp 1,3 triliun itu. Akhir Maret ini, instansinya akan melimpahkan berkas itu ke kejaksaan. Adapun pengalihan 14 tersangka ke Gedung Bundar akan dimulai awal April secara bertahap. Darmin berjanji akan menyelesaikan kasus ini hingga tuntas. Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Darmin memang condong menyelesaikan kasus ini lewat jalur hukum dan belum berniat menyelesaikannya di luar pengadilan. ”Karena kasus ini sangat penting,” kata Darmin.

Juru bicara Asian Agri, Rudy Victor Sinaga, menyatakan perusahaannya siap menerima opsi penyelesaian di luar pengadilan. Namun saat ini Asian Agri belum bisa bersikap karena belum mengetahui posisi kasusnya, bentuk pelanggaran, serta nilai utang pajak yang harus dibayarkan.

Korupsi Tahan Pertumbuhan Ekonomi

KENCANGNYA harga minyak dunia dan perlambatan ekonomi dunia bisa jadi menjadi ancaman serius buat Indonesia. Tapi, dari dalam negeri, Bank Indonesia justru menyatakan korupsi menjadi salah satu faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi tahun ini. Faktor lain yang tak kalah penting adalah lemahnya penegakan hukum.

Direktur Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Triono Widodo mengatakan kesimpulan itu diperoleh Bank Indonesia dari hasil survei persepsi pasar pada triwulan keempat 2007. ”Faktor itu dinilai responden masih sangat menghambat ekonomi 2008,” katanya pekan lalu. Kedua faktor itu memiliki nilai tertinggi, yaitu 47,3 persen (faktor korupsi) dan 43,24 persen (faktor penegakan hukum).

Survei tersebut melibatkan 100 orang responden yang berasal dari kalangan ekonom, pengamat atau peneliti ekonomi, analis pasar uang atau pasar modal, serta akademisi di 13 kota di Indonesia. Faktor internal yang dinilai antara lain laju inflasi, tingkat suku bunga, volatilitas kurs, konflik SARA, bencana alam, korupsi, dan penegakan hukum.

Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch Danang Widoyoko mengatakan tahun ini adalah saat yang paling kritis untuk pemberantasan korupsi dan penegakan hukum. ”Kan, sudah dekat pemilu, saatnya mengumpulkan uang,” kata Danang. Uang itu diperlukan para politikus untuk kampanye dan setoran. Perusahaan pelat merah, kata dia, merupakan tambang duit paling potensial bagi para politikus itu.

Bunga The Fed 2,25 Persen

PEMOTONGAN suku bunga kembali dilakukan The Fed, bank sentral Amerika Serikat. Gara-gara kian murungnya wajah ekonomi Negeri Abang Sam, ditambah kepanikan investor akibat krisis kredit perumahan yang berkepanjangan, The Fed memangkas suku bunganya menjadi 2,25 persen. Pemangkasan Rabu pekan lalu itu merupakan yang keenam kalinya sejak September 2007.

Langkah ini lumayan manjur. Penurunan suku bunga itu langsung membuat lantai bursa regional bergairah. Indeks Dow Jones, misalnya, langsung menguat 3,51 persen ke level 12.392,66—kenaikan tertinggi sejak Juli enam tahun lalu. Kenaikan indeks Dow Jones ini diikuti lantai bursa lain, seperti Hang Seng, Nikkei, Kosdaq, dan STI Singapura.

Namun euforia itu tidak diikuti lantai bursa Indonesia. Pada penutupan Rabu pekan lalu, indeks harga saham gabungan justru jeblok 0,69 persen ke posisi 2.323,566. Pangkal soalnya, investor lebih memilih keluar dari pasar saham karena dihantui kecemasan kalau-kalau selama libur panjang bursa global limbung lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus