Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Minyak Kian Tak Terkendali
Harga minyak mentah di pasar internasional kian tak terkendali. Kamis pekan lalu, harga "emas hitam" jenis US light di bursa New York (NYMEX) ditutup pada US$ 54,76 per barel, sedangkan brent diperdagangkan pada harga US$ 50,09 per barel. Harga kedua jenis minyak itu akhirnya turun sedikit pada Jumat menjadi masing-masing US$ 54,58 dan US$ 49,95. Perang sipil di Nigeria dan badai Ivan di Teluk Meksiko masih menjadi penyebab makin tingginya harga minyak di pasar internasional. Akibat badai Ivan, produksi minyak kawasan itu berkurang hampir 500 ribu barel per hari.
Pekan ini, kekhawatiran bertambah ketika Kamis pekan lalu pemerintah Amerika Serikat mengumumkan stok bahan bakar minyaknya. Stok BBM Amerika Serikat pada pekan ini mencapai 50 juta barel atau 10 persen lebih rendah dibandingkan dengan stok tahun lalu. Padahal, pekan sebelumnya stok BBM ini hanya enam persen lebih rendah ketimbang tahun 2003. Kepanikan ini sangat masuk akal mengingat belahan bumi utara akan segera memasuki musim dingin. Pada saat itu, biasanya kebutuhan BBM meningkat. Para analis memperkirakan harga minyak masih akan naik-turun di kisaran US$ 50 per barel.
Meski Rugi, PLN Terbitkan Obligasi
Meski merugi Rp 3,74 triliun pada semester pertama tahun ini, PT PLN tetap menerbitkan obligasi Rp 1,5 triliun. Rencananya, surat utang ini akan diterbitkan pada awal November 2004. Dengan jangka waktu 10 tahun, obligasi PLN yang ketujuh ini memberi iming-imingi kupon 12-12,5 persen per tahun. "Hasil penjualan akan kita pakai untuk pembiayaan kembali sebagian modal perseroan yang dipakai membangun pembangkit listrik tenaga gas Muara Tawar di Bekasi," kata Direktur Utama PLN, Eddie Widiono. Pembangkit berkapasitas 850 MW itu selesai Juni lalu.
Eddie yakin obligasi ini diminati pasar lantaran arus kas PLN semakin baik. Secara operasional, katanya, PLN masih mampu membukukan keuntungan Rp 1,33 triliun pada semester I tahun ini. Direktur Investment Banking PT Trimegah, Akhabani, menambahkan surat utang PLN masih mendapat kepercayaan kuat dari pasar. PLN sudah enam kali menerbitkan obligasi dan tak pernah merestrukturisasi obligasinya. Selain itu, obligasi PLN mulai langka lantaran terakhir diterbitkan pada 1996. Surat utang ketujuh ini mendapat peringkat single A dari PT Kasnic Credit Rating Indonesia.
Peranti Lunak Bajakan di Indonesia
Indonesia masih juga belum bisa melepaskan diri dari sebutan sebagai surga pembajakan peranti lunak. International Data Corporation (IDC), lembaga survei internasional, menempatkan Indonesia di peringkat empat dunia di bawah Cina, Vietnam, dan Ukraina. Tak tanggung-tanggung, 88 persen peranti lunak yang beredar di Tanah Air merupakan barang ilegal.
Direktur Pemasaran Asia Business Software Alliance (BSA), Roland Chan, mengatakan kerugian yang ditanggung perusahaan peranti lokal maupun asing akibat pembajakan ini mencapai US$ 157,5 juta. BSA adalah organisasi multinasional yang bergerak melawan penggunaan program komputer ba-jakan. "Itu belum termasuk nilai kerugian yang ditanggung perusahaan induk," kata dia.
Dalam hitung-hitungan IDC, penurunan pembajakan 10 persen saja dalam kurun waktu empat tahun bisa menyumbang US$ 1,9 miliar untuk perekonomian Indonesia. Konkretnya, jumlah dana sebesar itu bisa memberi lapangan pekerjaan baru bagi 4.000 orang. Selain itu, masih ada tambahan pemasukan pajak sekitar US$ 100 juta (hampir Rp 1 triliun). "Membiarkan pembajakan sama saja membiarkan investasi asing lari ke negara-negara lain," ujar Roland.
Garuda Tak Lagi ke Eropa
Karena tak tahan merugi, Garuda Indonesia akhirnya memutuskan tak lagi terbang ke Eropa. Direktur Niaga Garuda Indonesia, Bachrul Hakim, mengatakan mulai 1 November nanti Garuda resmi mengistirahatkan penerbangan tiga kali seminggu Jakarta-Amsterdam, Belanda. Penerbangan ke Belanda ini merupakan satu-satunya rute ke Eropa yang tersisa. "Tapi ini hanya sementara, cuma selama musim dingin di Eropa karena biasanya tidak banyak orang bepergian," kata Bachrul.
Garuda akan melihat kembali potensi penumpang pada musim panas awal April 2005. Jika masih tinggi, penerbangan ke Amsterdam akan dibuka kembali. Namun, bila belum ramai, penutupan jalur ini akan dilanjutkan hingga awal Juni 2005. Kerugian menerbangi jalur ini, kata Bachrul, sudah dirasakan sebelum harga minyak menggila seperti saat ini. "Biaya operasi lain juga tidak bisa ditutupi dari penjualan tiket," katanya.
Dengan kapasitas Boeing 747-400 yang dipakai Garuda yang 400 kursi, jumlah penumpang pada musim sepi rata-rata hanya 50 persen. Apalagi, kebanyakan penumpangnya adalah turis yang membayar tiket murah US$ 600 per penumpang pulang-pergi. Sedangkan penumpang pebisnis, yang membayar tiket bolak-balik US$ 1.200 per orang, jumlahnya masih sedikit. Dua dekade lalu, Garuda setidaknya mendarat dan terbang ke 10 kota di Eropa seperti Frankfurt, Berlin, Munich, London, Paris, Roma, Zurich, Wina, dan Madrid.
Lesu di Ambang Puasa
Seperti tahun-tahun sebelumnya, perdagangan di pasar keuangan melesu di awal bulan puasa. Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Jakarta pada perdagangan akhir pekan kemarin ditutup pada posisi 857,593, hanya dua poin lebih tinggi dibandingkan dengan penutupan perdagangan pekan sebelumnya.
Sepanjang pekan, tak ada isu besar yang dapat mengangkat indeks. Penyusunan kabinet baru memasuki tahap awal. Uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) menteri baru dimulai oleh presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono akhir pekan kemarin. Kendati sepi isu, indeks sempat menguat di awal perdagangan pekan ini. Saham Astra menjadi motor pergerakan naik indeks. Astra akhir dua pekan lalu terpilih sebagai preferred bidder untuk membeli 51 persen saham pemerintah di Bank Permata. Indeks juga diselamatkan oleh technical rebound yang terjadi pada Rabu kemarin.
Namun, melambungnya harga minyak, bahkan sampai menyentuh US$ 55 per barel pada Kamis silam, mendorong investor untuk merealisasi keuntungan yang telah mereka kantongi. Saham-saham sektor pertambangan merupakan yang paling banyak dijual. Pada pekan depan, indeks diperkirakan tak akan bergerak jauh. Indeks diperkirakan bergerak di kisaran 848-865.
Kenaikan harga minyak di pasar dunia juga turut menekan nilai tukar dolar di pasar dunia. Di dalam negeri, rupiah pun menguat pada akhir perdagangan pekan lalu di posisi Rp 9.085 per dolar, atau 14 poin lebih tinggi dibandingkan dengan penutupan pasar dua pekan silam.
Dolar di pasar global kian terpojok karena buruknya data keuangan negara Amerika yang dipublikasikan pekan lalu. Defisit anggaran Amerika sepanjang tahun ini membengkak hingga US$ 214,6 miliar, sekitar tujuh persen di atas target. Nilai minyak yang di atas awang-awang selama tiga bulan terakhir juga membebani timbangan perdagangan Abang Sam. Amerika mencatat defisit perdagangan sepanjang Agustus sebesar US$ 54 miliar, berselisih US$ 1 miliar dibandingkan dengan rekor defisit perdagangan tahun ini yang terjadi pada Juni.
CIC, Danpac, dan Pikko Merger
Pekan ini akan hadir pendatang baru tapi lama dalam kancah perbankan Indonesia. Lama, karena bank ini merupakan hasil merger tiga bank, yakni PT Bank CIC International Tbk., Bank Danpac, dan Bank Pikko. Ketiganya akan dilebur menjadi PT Bank Century Tbk. Menurut Direktur Utama Bank CIC, Anwary Surjaudaja, penggabungan ini akan dilakukan melalui rapat umum pemegang saham luar biasa pada 22 Oktober ini. "Century Bank akan memiliki total aset Rp 8,117 triliun," katanya.
Ide merger ini berasal dari Chinkara Capital Limited, pemegang saham pengendali di Bank CIC, Danpac, dan Pikko. Chinkara menguasai 54,9 persen saham di Danpac, 66,65 persen di Pikko, dan 16,72 persen di CIC. Penggabungan juga sesuai dengan semangat Arsitektur Perbankan Indonesia yang dicanangkan Bank Indonesia. Kata Anwary, rasio kecukupan modal (CAR) Century Bank 12,82 persen, "Setelah memperhitungkan uang muka setoran modal US$ 20,64 juta dari Klaas Consultants."
Direktur Bank Pikko, Ridwan Susanto, mengatakan Chinkara tetap menjadi pemegang saham pengendali. Chinkara memiliki 16 persen saham. Klaas, perusahaan investasi asal Singapura, berhak atas 13 persen saham. Publik memegang 45 persen saham. Sedangkan sisanya antara lain dimiliki Morgan Stanley International Nominee Ltd. dan Outlook Investment Plc. "Century Bank akan fokus di trade finance, valas, retail, dan korporat. Itu merupakan sinergi dari tiga bank," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo