Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Boeing 737 Dikandangkan, Potential Loss Garuda Capai USD 5 Juta

Kehilangan potensi pendapatan itu sejak pemerintah melarang terbang (grounded) pesawat Boeing 737 MAX 8 per 12 Maret 2019.

27 Mei 2019 | 19.28 WIB

Seorang teknisi bersiap-siap melakukan pengecekan pesawat Garuda Indonesia tipe Boeing 737 Max 8 di Garuda Maintenance Facility AeroAsia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, 13 Maret 2019. Garuda Indonesia menyatakan larangan terbang sementara terhadap satu unit pesawat jenis Boeing 737 Max 8. REUTERS/Willy Kurniawan
Perbesar
Seorang teknisi bersiap-siap melakukan pengecekan pesawat Garuda Indonesia tipe Boeing 737 Max 8 di Garuda Maintenance Facility AeroAsia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, 13 Maret 2019. Garuda Indonesia menyatakan larangan terbang sementara terhadap satu unit pesawat jenis Boeing 737 Max 8. REUTERS/Willy Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mengaku sudah kehilangan potensi pendapatan lebih dari US$ 5 juta. Kehilangan potensi pendapatan itu sejak pemerintah melarang terbang (grounded) pesawat Boeing 737 MAX 8 per 12 Maret 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Teknik dan Layanan Garuda Indonesia Iwan Joeniarto mengatakan, hingga saat ini terhitung 1 unit B737 MAX 8 tidak beroperasi selama hampir 2,5 bulan. Pesawat tersebut kini dikandangkan di kompleks hanggar milik PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia Tbk.

"Sejak 1 unit B737 MAX 8 grounded, maka Garuda sudah kehilangan potensi untuk mendapatkan revenue sebesar US$ 5 juta lebih," kata Iwan, Senin, 27 Mei 2019.

Iwan menjelaskan, nilai kerugian tersebut masih bisa bertambah lagi apabila menghitung biaya sewa pesawat yang harus dibayarkan kepada perusahaan lessor. Akan tetapi, pembayaran leasing tersebut telah berhasil dihentikan sementara, karena maskapai dalam kondisi tidak mengoperasikan pesawat tersebut.

Garuda Indonesia beserta lessor akan menghitung kembali biaya sewa terkait dengan keputusan grounded terhadap. Hingga saat ini, belum ada keputusan perhitungan pembayaran yang disepakati kedua pihak.

Pembicaraan dengan pihak Boeing Co. sebetulnya sudah dijadwalkan pada pekan ini. Namun, pabrikan asal Amerika Serikat tersebut melakukan penjadwalan ulang yang mengakibatkan negosiasi kembali diundur.

"Mengenai perkembangan Boeing MAX 8 saat ini kami masih menunggu rencana pertemuan dengan pihak Boeing selanjutnya. Kami belum bisa sampaikan lebih lanjut, sabar dulu," ujar Iwan yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama GMF ini.

Jika dihitung dengan menambahkan komponen biaya sewa, diperkirakan kerugian maskapai pelat merah tersebut bisa mencapai US$ 3 juta dalam sebulan. Perhitungan tersebut pernah disampaikan sebelumnya oleh Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra.

BISNIS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus